BACA JUGA:Target Pemutihan Pajak di Provinsi Bengkulu Sasar 4.000 Kendaraan, BPKD Terjunkan Samling
Tahun 2023, total ekspor baja Indonesia mencapai USD 29,61 miliar.
Kinerja ekspor baja Indonesia tidak terlepas dari peran dan kerja keras pelaku usaha Indonesia, termasuk salah satunya PT Tata Metal Lestari.
Zulkifli Hasan menerangkan ekspor baja ke Australia dan Kanada dapat menyeimbangkan neraca perdagangan.
"Kita memiliki perjanjian perdagangan dengan Australia," ujarnya.
Zulkifli juga mengapresiasi PT Tata Metal Lestari atas kinerja usahanya.
Selain melayani pasar dalam negeri, PT Tata juga melayani pasar ekspor dengan pertumbuhan rata-rata di atas 10 persen.
"Kalau mau menjadi negara maju, kita harus menguasai pasar dunia. UMKM saja kita bangga, apalagi ini baja yang termasuk industri teknologi tinggi,” ungkapnya.
BACA JUGA:Kesal dengan Rumput Liar, Coba Lakukan 10 Cara Mudah Ini, Dijamin Ampuh Rumput Liar Hilang
BACA JUGA:10 Efek Samping yang Terjadi Bila Keseringan Minum Kopi
Ia berharap hal ini memberikan tanda-tanda bahwa cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju tahun 2045 bisa tercapai.
Zulkifli Hasan menegaskan Kementerian Perdagangan akan terus mendorong pembukaan akses pasar produk Indonesia ke negara mitra dagang melalui pameran dagang internasional, misi dagang, maupun perjanjian dagang baik melalui Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Hal itu sebagai jalan tol bagi ekspor produk Indonesia ke negara mitra.
“Dengan Australia yang merupakan negara tujuan ekspor PT Tata Metal Lestari pada pelepasan ekspor, Indonesia telah memiliki perjanjian dagang dengan Australia yakni Indonesia-Australia CEPA,” bebernya.
Sedangkan dengan Kanada, Indonesia sedang dalam tahap perundingan melalui Indonesia-Canada CEPA.
Pemerintah juga terus mendukung untuk membuka pasar pasar baru seperti Puerto Rico dan negara-negara Amerika Latin.