Indonesia juga memiliki perjanjian dagang dengan Chile.
BACA JUGA:34 Fakta-Fakta Tentang Alam Semesta, Matahari Terbenam di Mars Berwarna Biru
BACA JUGA:Berbahaya! Berikut 5 Fakta Unik Tarantula, Laba-laba Besar
Melalui Chile, Indonesia masuk ke Amerika Latin dengan tarif nol, termasuk baja.
“Pelepasan ekspor baja ke Kanada dan Australia merupakan momentum yang tepat dalam merespon permintaan baja Kanada dan Australia yang terus meningkat masing-masing sebesar 16,94 persen dan 14,72 persen dalam lima tahun terakhir,” papar Zulkifli.
Sebagai salah satu negara tujuan ekspor produk baja Indonesia, Australia juga sekaligus merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.
Pada 2023, total nilai perdagangan Indonesia-Australia mencapai USD 12,47 miliar.
Tren kinerja perdagangan kedua negara tumbuh dengan sebesar 16,78 persen selama lima tahun terakhir, 2019-2023.
Sementara Kanada sebagai salah tujuan ekspor baja PT Tata Metal Lestari juga merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.
Vice President PT Tata Metal, Stephanus Koeswandi mengatakan ekspor tersebut juga dalam rangka mendukung program hilirisasi dan industri berkelanjutan Pemerintah Indonesia.
FTA Indonesia dengan Australia juga memungkinkan PT Tata Metal Lestari melakukan ekspor ke Australia.
Stephanus menjelaskan, produksi PT Tata Metal saat ini sebesar 85 persen dari kapasitas dan 30 persennya didedikasikan untuk ekspor.
Kontribusi penjualan ekspor adalah 25 persen hingga 30 persen dari total revenue.
Dengan trajectoryyang bagus ini, PT Tata Metal Lestari pun kembali berinvestasi baru dengan mesin pewarnaan baja yang diluncurkan Oktober tahun lalu di Pabrik Sadang dengan nilai investasi sekitar Rp1,5 triliun di luar lahan dan bangunan.(rilis)