BENGKULU, KORANRB.ID - Kondisi pendangkalan alur dan jebolnya tanggul Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu menjadi salah satu mandatory Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.
Ini disampaikan Regional Head 2 PT. Pelabuhan Indonesia (Persero), Drajat Sulistyo usai meresmikan Buffer Area di kawasan Pulau Baai Kota Bengkulu, Selasa 02 Juli 2024.
"Mandatory yang dimaksud, langsung disampaikan Pak Menhub kepada kita selaku operator pelabuhan. Maka kita pastikan, dalam waktu dekat segera kita tindaklanjuti," ungkap Drajat.
Baik, lanjut Drajat, terhadap pendangkalan alur, dan juga tanggul pelabuhan yang jebol. Dimana kondisi alur dan tanggul tersebut, juga sudah ditinjau Kemenhub RI.
BACA JUGA:Ada Kelabang Raksasa! Berikut 5 Hewan Paling Unik dan Berbahaya di Peru
"Untuk alur kita menargetkan kedalamannya minus 8 hingga 10 Low Water Spring (LWS).
Tapi yang terpenting, kondisi alur dan tanggul yang dimaksud, segera kita selesaikan persoalannya," tegas Drajat.
Sebelumnya, General Manager (GM) PT. Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko menyampaikan, untuk sementara ini, khusus untuk alur kedalamannya berkisar di angka minus 3,5 LWS.
"Hanya saja kondisi kedalaman tersebut, belum termasuk ketika air sedang pasang.
BACA JUGA:45 Desa di Seluma Mulai Ajukan Dana Desa Tahap II, Anggaran Disiapkan Rp 74 Miliar
Kalau kondisi air sedang pasang, kedalaman alur yang menjadi pintu masuk pelabuhan Pulau Baai berkisar minum 4 hingga 5 LWS," papar Joko.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah menyampaikan, tak bisa dipungkiri, salah satu persoalan pada pelabuhan Pulau Baai yakni pendangkalan alur, ditambah jebolnya tanggul.
"Namun untuk mengatasi persoalan itu, tidak sedikit biaya yang dibutuhkan.
Walaupun dalam penanganannya merupakan kewenangan pemerintah pusat," kata Rohidin.
BACA JUGA:Bapenda Seluma Sebar SPPT PBB 2024, Ini Target Tagihannya