KORANRB.ID – Meski Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025 secara resmi telah ditutup, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Bengkulu menyebut masih ada calon siswa yang belum mendapatkan sekolah.
Kepala Disdikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman mengatakan, dari laporan yang diterima masih ada sekitar 90 calon siswa yang belum mendapatkan sekolah usai berlangsung PPDB tahun ini.
"Kemarin laporannya dengan kami ada sekitar 90-an yang belum ada (sekolah, red). Tapi mereka ini kan belum kita cek. Insyaallah nanti semuanya bisa tercover dan kita upayakan supaya ada pemerataan. Jangan sampai hanya tujuan yang sama di sekolah-sekolah yang dianggap favorit bagi mereka, sesungguhnya sekolah favorit Itu sudah tidak ada lagi," ungkap Saidirman.
Ia menambahkan, Disdikbud Provinsi Bengkulu sudah melaksanakan rapat evaluasi PPDB dengan seluruh kepala sekolah SMA sederajat yang ada di Bengkulu.
BACA JUGA:Akhir Juli Ditarget Kadinkes Kota Bengkulu Sudah Ada yang Baru
BACA JUGA: Didominasi Pernikahan Dini, Hingga Juni 2024, 213 Pasangan Menikah di Kota Bengkulu
Rapat ini mengevaluasi pelaksanaan PPDB tahun ajaran 2024/2025.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menyampaikan laporannya kepada kami terkait anak yang belum mendapatkan sekolahnya," imbuhnya.
Dijelaskan Saidirman, berdasarkan informasi dari panitia PPDB, hampir semua siswa tertampung pada satuan pendidikan yang ada di wilayah Bengkulu.
Hanya saja masih ada yang belum mendapatkan sekolah yang dinilai adanya misskomunikasi dalam proses PPDB yang dilakukan.
BACA JUGA:Pelantikan Kantongi Izin Kemendagri, Sekda Minta Kolaborasi dan Sinergi Pejabat Eselon III dan VI
BACA JUGA:Besok Sebagian Kota Bengkulu Mati Lampu, Ini Kata PLN
Saidirman mencontohkan, misskomunikasi tersebut seperti di SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, seorang calon siswa daftar melalui sistem zonasi karena kebetulan rumahnya di depan gerbang SMA 6 Kota Bengkulu.
Namun yang bersangkutan tidak dapat masuk zona, dan ternyata memang pilihan SMAN 6 itu menjadi pilihan yang kedua.
"Jadi biasanya sekolah itu menerima siswa yang memilih pilihan pertama. Nah, kebetulan yang bersangkutan memilih pilihan pertama itu di SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Jadi sementara belum bisa diterima di Negeri SMA 5 dan juga di SMA 6 belum bisa diterima juga karena menyesuaikan antara pilihan yang nomor satu dulu," jelas Saidirman.