"Faktor pertama pasokan buah memang kurang. Sehari buah masuk ke pabrik hanya sekitar 400 ton. Selain itu, harga CPO memang terus naik," jelasnya.
Terpisah, KTU PT. Sinar Bengkulu Selatan (SBS), Softjan Tjiawi mengakui, saat ini harga TBS sawit terus berlangsur naik dari harga sebelumnya.
Khusus di pabriknya, saat ini harga jual TBS mencapai Rp 2.500 per kg atau naik sekitar Rp 100 dari awal Juli 2024 lalu.
Sementara, di tingkat pengepul, harga TBS sawit Rp 2.300 per kg.
Akan tetapi, meski ada kenaikan harga signifikan di tingkat pabrik dan pengepul, hasil panen TBS sawit petani justru mengalami penurunan.
Bahkan, pasokan TBS sawit informasinya turun hingga 45 persen dibandingkan periode dua bulan lalu.
Hal ini tentu jadi faktor kenaikan harganya.
BACA JUGA:Fikri Berlayar ke Pilkada Rejang Lebong, Siapa Segera Menyusul?
BACA JUGA:Maju Pilgub Bengkulu Dampingi Rohidin Mersyah, Meriani jadi Kader Gerindra
"TBS bertengger di posisi stabil, hampir Rp 2.500 dan bisa lebih lagi tergantung harga CPO dunia plus ada penyesuaian operasional," bebernya.
Menurutnya, perubahan harga TBS sawit relatif stabil jika dibandingkan dengan harga pada dua bulan lalu.
Saat ini harga TBS sawit terus berada di atas Rp 2.400 per kg.
"Kalau mau optimal mungkin belum terlalu memenuhi harapan petani, namun dengan harga di atas Rp 2.400 sudah cukup mendukung biaya pengelolaan lahan sawit beserta hasilnya," pungkas Softjan.
Softjan melanjutkan, seiring dengan meningkatnya harga TBS sawit, pembelian di pabrik juga diperketat.
Pembelian TBS sawit sesuai grade, yakni grade A untuk kualitas terbaik dan grade universal untuk semua jenis TBS.
"Kami tentu berharap agar harga TBS sawit ini terus naik. Kami yakin ke depan harga TBS sawit kembali di angka Rp 3.000 per kg," tutupnya.