Kemudian juga menurut informasi yang masuk pada DTPHP Provinsi Bengkulu, bahwa yang menyebabkan harga kopi naik adalah permintaan dari berbagai negara meningkat.
“Peningkatan permintaan dari Negara-negara Eropa, Asia, bahkan Amerika meningkat,” ungkap Bickman.
Dari data yang dimiliki DTPHP yang diperoleh dari petani kopi di Kepahiang hingga Rejang Lebong, kenaikan harga kopi ini sangat berdampak bagi mereka.
Namun sayangnya produksi kopi mereka saat ini menurun.
BACA JUGA:Sidang di MK, Bang Ken Usulkan Anggota DPD RI Ditambah
Pasalnya cuaca sangat berpengaruh terhadap hasil panen kopi.
“Kata petani memang harga pasaran meningkat.
Yang menjadi kendala adalah produksi biji kopi yang tidak mencukupi permintaan pasar,” jelas Bickman.
Diketahui Pada 2023 lalu Provinsi Bengkulu menghasilkan 59.227 ton biji kopi robusta per tahun.
Sedangkan produksi kopi Arabika mencapai 941 ton per tahun.
“Kita ingatkan untuk petani terus jaga mutu biji kopi.
Sehingga harga bisa terus menyesuaikan dengan kualitas produk,” tutup Bickman.