KORANRB.ID - Pemerintah Indonesia dan Australia terus melakukan penguatan kerja sama di bidang transisi energi melalui program Kemitraan untuk Iklim, Energi Terbarukan, dan Infrastruktur (Kinetik).
Hal itu ditandai dengan menandatangani Exchange of Letters Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera).
Program Kinetik merupakan tindak lanjut kesepakatan Australia-Indonesia Climate and Infrastructure Partnership (CIP) yang diumumkan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting 2022.
Penandatanganan Exchange of Letters Prospera dilaksanakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi bersama Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams di Jakarta belum lama ini.
“Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi pembangunan ekonomi antara Indonesia dan Australia yang telah berjalan lebih dari dua dekade dan menyoroti kolaborasi kedua negara pada transisi energi,” kata Edi.
BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Arie Optimis Bisa Raih Dukungan Maksimal di Pilkada Bengkulu Utara
BACA JUGA:Baru 3 Bulan Diperbaiki, Jembatan Kampung Kelawi Berlubang Lagi
Kedua negara berkomitmen untuk menerapkan Program Kinetik yang akan memperkuat kemitraan antara kedua negara, menarik lebih banyak investasi swasta pada energi terbarukan dan industri ramah lingkungan di Indonesia, dan menghasilkan berbagai proyek konkret untuk Indonesia.
Pemerintah Australia mengalokasikan hibah mencapai USD200 juta untuk program Kinetik yang akan berfokus pada pilar-pilar yang saling memperkuat.
Kinetik mendorong peningkatan investasi dalam transisi energi dengan mendukung reformasi kebijakan dan regulasi yang dijalankan Indonesia.
Kinetik membuka akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah yang berfokus pada iklim melalui Australian Development Investments, serta memberikan insentif bagi investasi pada proyek-proyek infrastruktur hijau berskala besar.
Kinetik juga mendorong transisi energi yang setara di mana perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat terpinggirkan dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari peralihan menuju nol emisi karbon.
BACA JUGA:Jangan Asal Pasang, Berikut Tips Memilih Gear Rantai Motor yang Tepat
BACA JUGA:Suka Makan Jamur! Berikut 5 Fakta Unik Rusa Chital
“Prospera merupakan elemen penting dalam mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Australia. Prospera tidak hanya menjadi simbol kerja sama yang erat antar kedua negara, namun juga menjadi landasan kokoh bagi kolaborasi yang lebih strategis antar Lembaga Pemerintah di Indonesia dan Australia, khususnya dalam bidang transisi energi dan iklim,” jelas Duta Besar Penny Williams.