KORANRB.ID - Cermin, sebuah benda yang begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari, memiliki sejarah panjang yang penuh inovasi dan perkembangan teknologi.
Dari awalnya hanya sekadar permukaan air yang memantulkan bayangan hingga menjadi alat optik yang canggih, perjalanan cermin mencerminkan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Jauh sebelum manusia menciptakan cermin buatan, mereka telah mengenal konsep refleksi melalui permukaan air yang tenang.
Permukaan air yang diam di kolam atau danau memberikan gambaran bayangan yang jelas, memungkinkan manusia purba untuk melihat diri mereka sendiri, mungkin untuk pertama kalinya.
Ini menjadi bentuk cermin alami yang paling awal dikenal oleh manusia.
BACA JUGA:Rekomendasi 10 Jenis Handphone Low Budget yang Cocok untuk Wartawan
BACA JUGA:Ini Bahasa Yang Paling Banyak Digunakan di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?
Cermin buatan manusia pertama kali muncul sekitar 6000 tahun yang lalu di Mesopotamia, wilayah yang kini dikenal sebagai Irak modern.
Pada masa itu, cermin dibuat dari batu vulkanik seperti obsidian, yang dipoles hingga mencapai kilauan yang cukup untuk memantulkan gambar.
Cermin obsidian juga ditemukan di tempat-tempat seperti Anatolia (Turki modern) yang diperkirakan berasal dari sekitar 6000 SM.
Selain obsidian, peradaban kuno seperti Mesir Kuno dan Mesopotamia juga mulai menggunakan logam untuk membuat cermin. Sekitar 4000 SM, orang Mesir membuat cermin dari tembaga yang dipoles, sementara di Mesopotamia cermin perunggu mulai populer.
Cermin-cermin ini umumnya kecil dan digunakan sebagai barang mewah oleh kalangan atas.
Sejarah cermin kaca dimulai pada zaman Romawi Kuno, sekitar abad pertama Masehi. Orang Romawi mengembangkan teknik menciptakan cermin dengan melapisi kaca dengan timah atau merkuri untuk menciptakan permukaan yang memantulkan cahaya.
Teknik ini merupakan revolusi dalam pembuatan cermin, meskipun cermin kaca pada masa itu masih sangat mahal dan langka.
BACA JUGA:Anak Muda Harus Tahu, Ini 10 Aset dan Investasi yang Bisa Bikin Kaya Raya