Polisi Selidiki Kasus Penikaman di Simpang 6 Tais, Hari Ini Periksa Saksi

Minggu 18 Aug 2024 - 21:42 WIB
Reporter : M.Zulkarnain Wijaya
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Pada saat di Simpang 6 Tais, korban tiba tiba diiringi 2 sepeda motor masing-masing berboncengan yang langsung menghadang laju kendaraan korban. Korban yang sontak berhenti tiba-tiba langsung diserang oleh 4 tidak dikenal.

BACA JUGA:Batas Akhir September, Ini 9 Desa Belum Pencairan DD Tahap II 2024

BACA JUGA:Bidan Merry Dapat Pengangkatan CASN, 14 Tahun Pengabdian di Desa Terpencil

Aksi penganiayaan tersebut dilihat oleh saksi Iskanto dan saksi Novriwan yang sedang duduk di warung sekitar TKP.

Keduanya sontak berteriak "Woi berhentilah", mendengar hal tersebut para pelaku langsung kabur dengan sepeda motornya meninggalkan tempat kejadian.

Mendapati korban sudah bersimbah darah, kedua saksi langsung membawanya ke RSUD Tais untuk mendapatkan penanganan medis.

Akibat kejadian ini, terdapat 8 luka tusuk ditubuhnya, tepatnya enam luka tusukan dibagian punggung, 1 bahu kanan dan 1 lengan kanan, adapun jumlah jahitan yang ia terima atas penikaman ini sebanyak 30 jahitan.

“Saat ini kami juga masih mencoba menggali fakta dan data terkait para pelaku, informasi mengenai perkembangan pengusutannya nanti akan kita infokan lagi mas,” tutup Prengki Sirait.

Sementara itu saat ini keluarga korban terutama sang ibu masih kebingungan, lantaran korban harus dirujuk ke RSUD M Yunus Kota Bengkulu untuk dioperasi atas luka yang dideritanya. 

BACA JUGA:Perburuan Guntur Eks Ketua Pemuda Pancasila Tetap Dilakukan

BACA JUGA:36 Paskibraka Kabupaten Seluma Dikukuhkan, Disiapkan Reward Rp2 Juta dan Tour Wisata

Namun ia mengaku saat ini butuh uluran tangan dari para dermawan maupun pemerintah kabupaten (Pemkab) Seluma, lantaran biaya operasi tidak ditanggung BPJS Kesehatan dan keluarga tidak memiliki biaya untuk melakukannya.

“Dari RSUD Tais menyarankan untuk dibawa ke RSUD M Yunus untuk diberikan tindakan operasi lebih lanjut, namun saat ini kami tidak punya biaya, sedangkan kondisi anak sangat memprihatinkan,” keluh Rokiah.

Lanjut Rokiah, jangankan untuk membiayai operasi, untuk mendapatkan suntikan anti tetanus atas luka korban saja keluarga melakukan sumbangan sukarela, karena mengingat korban juga merupakan buruh bangunan yang hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

Jika tidak dilakukan suntik anti tetanus, dikhawatirkan akan ada infeksi sehingga memperparah keadaan, mengingat korban saat itu ditikam menggunakan senjata tajam yang kemungkinan saja sudah berkarat.

“Biaya suntik anti tetanusnya sekitar 420 ribu, karena kami minim dana akhirnya kami sumbangan antar adik beradik dan kerabat, alhamdulillah saat ini sudah disuntik,” ungkap Rokiah.

Kategori :