KORANRB.ID – Indonesia merupakan pasar yang besar untuk industri teknologi baru, termasuk Artificial Intelligence (AI). Datareportal 2023 melaporkan bahwa terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia dengan penetrasi internet sebesar 77%, 167 juta pengguna media sosial, dan 353 juta sambungan seluler aktif.
Pemanfaatan AI di Indonesia diproyeksikan akan menyumbang sekitar 12% peningkatan PDB nasional atau sebesar USD366 miliar pada 2030 nanti.
“Saat ini, negara kita juga menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah start-up terbesar yaitu 2.646 start-ups, dengan rincian 15 Unicorn dan 2 Decacorn. Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia siap untuk menjadi pemain utama di era Artificial Intelligence,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hal itu disampaikan Airlangga saat menjadi keynote speech secara daring pada acara Sarasehan Nasional: Peluncuran AI Transformation Policy Manifesto, Rekomendasi untuk Optimalisasi Ekonomi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan ELSAM, Selasa 20 Agustus 2024.
Secara global, adopsi AI di sektor industri telah mencapai 56%, bahkan generative AI diproyeksikan berkontribusi mencapai USD4,4 triliun per tahun pada ekonomi global.
BACA JUGA:1.350 Formasi CPNS Dibuka, Ini Tanggapan Sekda Seluma untuk Seleksi CPPPK
BACA JUGA:HET Naik, Harga Minyak Goreng Mahal
Namun, Global AI Index 2023 menunjukkan Indonesia masih menduduki peringkat ke-46 dari 62 negara. Indonesia perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur digital untuk menjawab berbagai tantangan dalam pengembangan AI.
Tantangan pengembangan AI di Indonesia utamanya berupa ketersediaan jaringan akses internet yang belum merata, terlebih di luar Pulau Jawa. Kecepatan rata-rata Broadband Indonesia baru mencapai 28,8 Mbps untuk fixed broadband (peringkat ke-8 di ASEAN) dan 24,6 Mbps untuk mobile (peringkat ke-9 di ASEAN).
Terkait hal tersebut, Pemerintah telah membangun jaringan fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.100 km yang telah menghubungkan 57 kab/kota di Indonesia, BTS di 1.600 titik seluruh Indonesia, dan satelit multifungsi Satria-1.
Pemerintah juga akan membangun pusat data di wilayah Batam, IKN, dan Jabodetabek.
Lebih lanjut, Indonesia juga diproyeksikan akan membutuhkan 9 juta pekerja IT terampil hingga tahun 2030. Meski jumlah lulusan TIK terus meningkat, namun permintaan talenta teknologi informasi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan talenta TIK.
Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong sejumlah inisiatif pengembangan talenta digital, seperti, “Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital”.
Tema-tema pelatihan digital juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang ada saat ini, seperti Big Data Analysis, Cybersecurity, Internet of Things, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, Machine Learning, Programming Coding, serta Digital Entrepreneurship.
BACA JUGA:Cek Link Tes CPNS 2024! BKN Siapkan 529 Formasi, Lulusan Teknik dan Komputer Merapat