CURUP, KORANRB.ID - Jalan provinsi yang menghubungkan dua kecamatan yakni Sindang Kelingi – Sindang Dataran, mengalami kerusakan parah di beberapa titik. Bahkan kondisinya saat ini hampir terputus dan belum mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.
Tak hanya mengancam keselamatan pengguna jalan, kondisi tersebut juga mengganggu aktivitas ekonomi warga setempat.
Menurut Kepala Desa IV Suku Menanti, Jumari, terdapat sedikitnya 14 titik longsor yang tersebar di sepanjang jalan tersebut. Beberapa titik longsor bahkan berada dalam kondisi kritis, di mana tanah yang longsor telah memakan sebagian besar badan jalan.
Akibatnya, jalan ini hanya dapat dilalui kendaraan dari satu arah saja, sehingga mengakibatkan kemacetan dan memperlambat laju transportasi.
"Kami sangat khawatir dengan kondisi jalan ini. Setiap harinya, warga dan pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas, apalagi jika hujan turun. Jalan yang sudah sempit akibat longsor sangat rawan terjadi kecelakaan,” kata Jumari.
BACA JUGA:Pasangan Dedy - Rony Daftar ke KPU Kota Bengkulu, Janji Teruskan Program Helmi Hasan
Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada mobilitas warga antar kecamatan, tetapi juga mempengaruhi akses layanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dalam kondisi tertentu, seperti keadaan darurat, waktu tempuh yang lebih lama akibat kerusakan jalan bisa berakibat fatal.
Hal ini lantaran jalan tersebut menjadi penghubung vital bagi aktivitas ekonomi masyarakat di kedua kecamatan.
“Kecamatan Sindang Kelingi dan Sindang Dataran adalah daerah penghasil komoditas pertanian seperti kopi, sayuran, dan buah-buahan. Hasil-hasil pertanian ini biasanya diangkut melalui jalan yang kini dalam kondisi rawan tersebut. Dengan jalan yang hampir putus, distribusi hasil bumi terhambat, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan petani,” jelas Jumari.
Selain itu, jalan ini juga menjadi jalur utama bagi kendaraan yang membawa kebutuhan sehari-hari dari kota ke desa-desa di sekitar Sindang Kelingi dan Sindang Dataran.
Kerusakan jalan berarti waktu pengiriman yang lebih lama dan biaya transportasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat memicu kenaikan harga barang di tingkat konsumen.
BACA JUGA:Sukatno ! Mantan OB yang jadi Direktur Utama Tivi Berkat Ulet dan Kerja Keras
BACA JUGA:Konsisten Kampanyekan #Cari_Aman, Kali Ini Giliran SMKN 4 Kota Bengkulu
“Dampak lainnya adalah pada sektor pendidikan. Banyak siswa dari desa-desa sekitar yang menggunakan jalan ini untuk pergi ke sekolah di kecamatan sebelah. Dengan kondisi jalan yang tidak layak, perjalanan mereka menjadi lebih berisiko dan memakan waktu lebih lama, yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu dan tingkat kehadiran mereka di sekolah,” bebernya.