Jangan Salah Kaprah, Mendaki Gunung Bukan Aktivitas Wisata, Melainkan Olahraga Ekstrim

Senin 02 Sep 2024 - 15:57 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Fazlul Rahman

KORANRB.ID - Mendaki gunung sering kali dianggap sebagai aktivitas wisata yang menyenangkan.

Pemandangan alam yang indah, udara segar, dan sensasi petualangan membuat banyak orang tertarik untuk menjajal hobi ini.

Namun, di balik keindahan alam yang ditawarkan, mendaki gunung adalah olahraga ekstrem yang memerlukan persiapan fisik dan mental yang matang.

Aktivitas ini bukan hanya tentang menikmati pemandangan, tetapi juga menghadapi tantangan yang menguji ketahanan tubuh, mental, dan keterampilan teknis seseorang.

Mendaki gunung bukanlah aktivitas yang bisa dianggap remeh. Rute pendakian yang panjang dan terjal membutuhkan stamina yang tinggi dan fisik yang prima.

BACA JUGA:Disetujui Surya Paloh, Waka II DPRD Seluma Dijabat Sugeng Zonrio, Ketua Fraksi Nasdem Dipegang Iwan Harjo

Selain itu, ketinggian gunung juga menambah kompleksitas tantangan. Di ketinggian tertentu, kadar oksigen menipis, sehingga pendaki harus menghadapi kemungkinan mengalami altitude sickness atau penyakit ketinggian.

Gejala dari kondisi ini termasuk pusing, mual, kelelahan, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan edema paru atau otak, yang berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan benar.

Ketika seseorang mendaki gunung, mental yang kuat juga sangat diperlukan. Cuaca yang tak menentu, rasa lelah yang terus menerus, serta jarak yang masih jauh untuk mencapai puncak sering kali menjadi penyebab stress dan keputusasaan.

Banyak pendaki yang harus berhadapan dengan rasa takut dan cemas, terutama jika mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi berbahaya seperti badai atau kehilangan arah.

BACA JUGA:PJ Walikota Bengkulu Lantik Joni Haryadi jadi Kadis Kesehatan

Mendaki gunung tidak hanya soal berjalan kaki naik ke atas. Terdapat berbagai keterampilan teknis yang perlu dikuasai oleh pendaki, terutama jika rute yang diambil merupakan rute yang sulit atau berada di gunung yang tinggi.

Keterampilan navigasi sangat penting untuk memastikan pendaki tetap berada di jalur yang benar. Banyak kasus pendaki tersesat di gunung karena kurangnya pengetahuan tentang cara membaca peta atau menggunakan kompas.

Selain itu, pendaki juga harus menguasai teknik-teknik mendaki yang lebih rumit seperti penggunaan tali, crampon, dan ice axe, terutama ketika mendaki gunung dengan medan yang tertutup es dan salju.

Dalam kondisi seperti ini, pendaki harus tahu bagaimana caranya mengatasi medan licin dan menghindari bahaya seperti jatuh ke dalam jurang atau retakan es.

Kategori :