BENGKULU, KORANRB.ID – Penyakit jantung dan kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Bahkan menurut data WHO tahun 2023, sekitar 17,9 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit jantung dan masalah kardiovaskular.
Untuk itu dalam memperingati Hari Jantung se Dunia, yang diperingati setiap tanggal 29 september, kemarin mahasiswa Universitas Bengkulu dan masyarakat umum dilatih penanganan pertama henti jantung.
Kegiatan ini digelar oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu (FKIK Unib) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Bengkulu.
BACA JUGA:Siswa SLB 2 Kota Bengkulu Dapat KTP dan KIA
BACA JUGA:Belum Penetapan Calon, 3 Bapaslon Pilkada Kaur Sowan ke Masyarakat
Kegiatan ini digelar di gedung Fakultas FKIP Unib.
Peserta kegiatan ini juga mengikuti senam jantung sehat dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk menyelamatkan nyawa orang yang henti jantung.
Mahasiswa Kedokteran Unib, Syifa Auni Dhabitha mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat.
Sebab kejadian henti jantung dapat terjadi kapan saja dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat.
BACA JUGA:Bawaslu Minta APS di Pohon Dilepaskan Secara Mandiri
BACA JUGA:Gubernur Rohidin Banjir Ucapan Terima Kasih: Bangun Pelabuhan, Pabrik Es dan Bantu Nelayan
“Sebagai mahasiswa, adanya pelatihan ini dapat memberikan dasar yang baik dalam memberikan respon saat terjadi kondisi darurat seperti henti jantung," terangnya.
Angka kematian akibat jantung dan masalah kardiovaskular setara dengan 32% dari total kematian di seluruh dunia.
Termasuk di Indonesia,penyakit jantung adalah sebab kematian nomor satu.