KORANRB.ID - Indonesia mendorong penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas antara ASEAN dan Kanada (ASEAN - Canada Free Trade Agreement/ACAFTA) secara substansial pada 2025.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono mewakili Menteri Perdagangan RI pada Pertemuan Konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN dan Kanada (ASEAN Economic Ministers/AEM and Canada Consultations) ke-13 akhir pekan lalu di Vientiane, Laos.
Indonesia menjadi negara koordinator kerja sama sekaligus Ketua Runding ACAFTA dalam pertemuan konsultasi AEM dan Kanada ke-13 itu.
BACA JUGA:Gubernur Rohidin Tuntaskan Janji, 577 Rumah Ibadah, 167 Lembaga Sosial, 42 Sekolah Terima Hibah
BACA JUGA:PKL di Kota Bengkulu Sulit Ditertibkan, Satpol PP Sebut Sewa Lahan Parkir Jadi Akar Persoalan
“Indonesia mendorong para negosiator mempercepat perundingan ACAFTA untuk mencapai penyelesaian secara substansial dalam jangka waktu yang layak dan disepakati para pihak, dengan memprioritaskan pertemuan fisik dan pelaksanaan pertemuan intersesi. Para negosiator juga perlu lebih bersikap terbuka dalam menemukan jalan keluar terbaik dalam perundingan negosiasi ACAFTA agar dapat diselesaikan tepat waktu pada 2025,” jelas Djatmiko.
Perundingan ASEAN dan Kanada sangat krusial untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Hal ini terutama untuk mendukung terjalinnya perjanjian kerja sama ASEAN-Kanada, karena Kanada dapat menjadi mitra perdagangan bebas ASEAN yang pertama di kawasan Amerika Utara.
“ASEAN dan Kanada harus menemukan titik temu atas isu baru terkait perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, fasilitasi perdagangan, isu-isu pertanian di bawah skema perdagangan barang, dan aturan asal barang. Indonesia selalu menekankan pentingnya pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak,” papar Djatmiko.
BACA JUGA:5 Ciri-Ciri Orang Berbahaya Menurut Psikologi, Segera Cek, Mungkin Kamu Termasuk di Dalamnya
BACA JUGA:Ini Teknik Orang Jepang untuk Mengalahkan Kemalasan
Djatmiko menerangkan peningkatan dialog, kapasitas, dan kerja sama melalui inisiatif Mekanisme Penyebaran Ahli (Expert Deployment Mechanism/EDM) sangat diperlukan dalam memberikan pemahaman yang sama antarpihak untuk mempercepat perundingan.
Pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN dengan Kanada merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan AEM ke-56.
Sebelumnya, Djatmiko juga hadir dalam pertemuan dengan mitra dialog ASEAN yang berlangsung pada 20 - 21 September 2024.
Pertemuan-pertemuan tersebut, antara lain, AEM - Hongkong, China Consultation; AEM-United States Trade Representative Consultation; AEM -India Consultation; AEM - Closer Economic Relations (CER) Australia and New Zealand Consultation; dan AEM - Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang.
Dalam pertemuan-pertemuan ini, Para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif.(rls)