Harga Karet dan Kelapa Sawit Melambung, Harga Pupuk Jadi Keluhan

Kamis 03 Oct 2024 - 22:24 WIB
Reporter : Tri Shandy Ramadani
Editor : Sumarlin

KORANRB.ID – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan karet di Bengkulu Utara terus melambung. Saat ini harga tandan buah segar kelapa sawit sudah mendekati Rp 2.800 per kilogram.

Sedangkan harga karet kering sudah mencapai Rp 11 ribu – 13 ribu per kilogram. Hal ini merupakan kabar baik bagi pekebun di Bengkulu Utara yang mayoritas bergerak di perkebunan karet dan kelapa sawit. 

Namun saat ini petani karet dan kelapa sawit di Bengkulu Utara bukan tidak ada kendala. Salah satu kendala saat ini tidak ada penurunan harga pupuk di Bengkulu Utara. 

Bahkan untuk harga pupuk NPK Mutiara masih berkisar antara Rp 650 ribu – 700 ribu per karung dengan bobot 50 kg. Hal ini membuat petani tidak bisa memaksimalkan perawatan kebunnya.

BACA JUGA:PUPR Targetkan Desember 2024 Jalan Provinsi Mulus

BACA JUGA:Berikut Pendapatan Perkapita Provinsi di Pulau Sumatera dan Jawa Selama 2023

Harga beli hasil perkebunan dinilai masih belum seimbang dengan harga pupuk jika harus digunakan untuk peningkatan kualitas hasil panen.

Rusman salah satu pengumpul kelapa sawit menerangakan harga pupuk saat ini membuat petani mengurangi jumlah pupuk. Hal ini membuat perkebunan masyarakat belum menghasilkan jumlah buah yang belum maksimal. 

“Perawatan kebun tidak bisa maksimal karena harga pupuk masih terlalu tinggi,” terangnya. 

Petani mengeluhkan tidak adanya program pupuk subsidi untuk perkebunan. Sedangkan tak sedikit dari petani di Bengkulu Utara merupakan petani kecil yang tidak mungkin membeli pupuk mahal meskipun harga TBS dan karet saat ini sedang bagus. 

BACA JUGA: Lebih dari Sekedar Hobi Mancing, Ini dia 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Coba!

BACA JUGA:Mengenal Seblak, Makanan Venomenal Kesukaan Anak Muda Zaman Sekarang

Kepala Dinas Perkebunan Bengkulu Utara, Desman Siboro, SH menerangkan tingginya harga karet dan kelapa sawit saat ini sudah sangat mendorong kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini karena mayoritas masyarakat menggantungkan ekonominya dari sektor perkebunan karet dan kelapa sawit. 

“Situasi ini sangat baik bagi kondisi ekonomi di Bengkulu Utara, karena secara bersamaan harga komoditas perkebunan naik,” terangnya.

Dinas Perkebunan juga terus berusaha meningkatkan kualitas perkebunan masyarakat. Termasuk diantaranya dari pencegahan munculnya penyakit tanaman perkebunan. 

Kategori :