KORANRB.ID - Makan di malam hari sering kali dianggap sebagai salah satu penyebab utama kenaikan berat badan.
Banyak orang percaya bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak dan memperlambat metabolisme, yang pada akhirnya membuat berat badan meningkat.
Namun, apakah anggapan ini benar-benar fakta, atau hanya sekadar mitos yang berkembang di masyarakat.
Disini koranrb.id akan membahas lebih dalam tentang mitos atau fakta makan di malam hari dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi berat badan.
Mitos bahwa makan di malam hari menyebabkan kegemukan kemungkinan besar berasal dari pemahaman bahwa metabolisme tubuh melambat saat kita tidur.
Menurut pandangan ini, makan sebelum tidur berarti tubuh tidak akan membakar kalori tersebut secara efisien, sehingga kalori yang tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak.
BACA JUGA:Penjelasan Mitos Pohon Kapuk Kerap Dikaitkan Dengan Hantu
BACA JUGA:Konsumsi Kalong Dapat Menyembuhkan Penyakit Asma, Mitos atau Fakta
Selain itu, kebiasaan makan di malam hari juga sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan dalam porsi besar atau mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori dan rendah nutrisi.
Namun, anggapan ini sebenarnya tidak sepenuhnya akurat.
Meskipun metabolisme tubuh mungkin sedikit melambat saat tidur, tubuh tetap membakar kalori sepanjang malam untuk mempertahankan fungsi dasar seperti pernapasan, pencernaan, dan sirkulasi darah.
Oleh karena itu, klaim bahwa makan di malam hari selalu menyebabkan penumpukan lemak tidak sepenuhnya didukung oleh bukti ilmiah.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi berat badan adalah keseimbangan antara kalori yang masuk dan kalori yang dikeluarkan.
Dikarebakan, mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar oleh tubuh, kalori yang berlebih akan disimpan sebagai lemak, terlepas dari kapan memakannya.
BACA JUGA:Penjelasan Mitos Ayam Berkokok di Malam Hari Berkaitan Dengan Mistis