Langkah tersebut dilakukannya untuk mengantisipasi kerbau tersebut mati mendadak. Oleh sebab itu dirinya lebih memilih menyembelih ternaknya itu.
“Mau dijual toke beli dengan harga sangat murah, bahkan hanya Rp 5 juta padahal normalnya Rp 15 juta - 25 juta,” terang Yudi.
Ia berharap penyakit ngorok pada kerbau tersebut dapat diatasi oleh pemerintah. Sampai saat ini pemilik ternak sangat waspada terhadap penyakit tersebut. Ditambah lagi hewan ternak milik masyarakat masih banyak yang dilepasliarkan di alam bebas.
“Penyakit ini mendadak, jadi kalau pemiliknya belum tahu maka kerbau tersebut mati saat itu juga,” ungkapnya.
Sementara itu dari Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan belum memberikan keterangan terkait penyakit yang menyerang hewan kerbau tersebut.