KOTA MANNA,KORANRB.ID - Populasi Ikan air tawar di Bengkulu Selatan semakin menipis. Oleh karena itu Dinas Perikanan Bengkulu Selatan melakukan penebaran 10.476 ekor bibit ikan nilem di 2 titik perairan tawar.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan Santono, M.Pd mengatakan, untuk menjaga ekosistem Ikan air tawar pihaknya melakukan penebaran bibit ikan di Tebat Gelumpai, Desa Batu Lambang, Kecamatan Kota Manna. Juga di Tebat Besak, Desa Bandar Agung, Kecamatan Ulu Manna.
Bibit ikan nilem tersebut diharapkan dapat menjaga ekosistem dan habitat ikan air tawar yang ada di dua wilayah tersebut.
Penunjukan dua lokasi ini bukan tanpa alasan, pihaknya telah melaksanakan serangkaian uji kelayakan serta mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
BACA JUGA:Tunggakan Pajak Randis Tinggi, Samsat Ingatkan Pejabat
BACA JUGA:Tersangka Penipuan Modus Pengobatan Diringkus Polisi, Korban Kehilangan Perhiasan
Lebih lanjut Santono mengungkapkan bahwa program tersebut bertujuan untuk kepentingan masyarakat Bengkulu Selatan. Oleh karena itu, pengawasan terhadap ancaman kerusakan ekosistem air tawar juga wajib dilakukan bersama masyarakat.
“Bibit ikan yang kami tebar ini semuanya untuk masyarakat. Silakan manfaatkan, karena program ini dibentuk pemerintah untuk mempertahankan populasi ikan air tawar,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa ukuran bibit ikan yang ditebar sudah cukup besar sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk siap panen.
Namun, panen ikan harus dilakukan sesuai prosedur yang ada dan tidak dengan tindakan yang merusak ekosistem, seperti menggunakan racun atau setrum.
“Masyarakat diperbolehkan menangkap ikan dengan cara tradisional. Apakah boleh dipancing? Tentu boleh, tetapi kami melarang penggunaan racun atau setrum,” tegasnya.
Dalam beberapa bulan ke depan, populasi ikan nilem itu sambung Santono akan meningkat, sehingga kebutuhan protein masyarakat pun akan terpenuhi.
"Seluruh masyarakat Bengkulu Selatan berhak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengawasan," sambungnya.
Selain itu Dinas Perikanan akan memantau perkembangan secara berkala dan melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat, karena leading sector dalam hal ini telah diserahkan kepada pemdes.
"Namun, kami tidak akan lepas tangan. Kami akan terus memantau perkembangan ikan ini karena kami memiliki tolak ukur dan basis data,” imbuhnya.