Untuk itu, kepada masyarakat Kaur Tiar meminta maaf jika dalam dua minggu terakhir ini pelayanan yang diberikan oleh ULP Bintuhan tidak cukup baik.
"Selain tanam tumbuh faktor cuaca juga menjadi masalah kenapa kerap terjadi pemadaman, kepada masyarakat Kaur kami meminta maaf jika pelayanan kurang maksimal," sampai Tiar.
BACA JUGA:270 PTPS Kabupaten Kaur Resmi Dilantik, Ini Tugas-tugasnya!
Lebih lanjut dirinya juga berpesan kepada masyarakat Kaur yang merasa mempunyai tanaman yang sudah sangat dekat dengan kabel utama aliran listrik.
Diharapkan agar segera menebang atau memangkas pohon tersebut agar tidak mengenai kabel utama.
Selain bisa menjadi faktor utama listrik padam, itu juga bisa membahayakan nyawa manusia.
"Bagi yang punya tanaman dekat dengan kabel silahkan tebang atau pangkas, jika tidak berani sendiri bisa langsung menghubungi kami pihak PLN," imbaunya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kaur periode 2024-2029 yang telah dilantik turut memberikan tanggapan melihat kondisi tersebut.
Menampung aspirasi dari masyarakat, mereka telah menemukan salah satu pokok permasalahan dari kelistrikan di Kaur yakni gardu induk yang belum beroperasi padahal sudah selesai.
Gardu induk tersebut tidak beroperasi lantaran sembilan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Kaur belum selesai dibangun.
Hal ini disebabkan oleh pemilik lahan yang tidak memberikan izin untuk pembangunan sutet tersebut.
"Dari survei yang kita lakukan, salah satu pokok atau penyebab permasalahan listrik di Kaur sering mati ini adalah gardu induk yang belum beroperasi," kata Wakil Ketua (Waka) I DPRD Kaur, Herdian Safta Nugraha.
Setelah pembentukan AKD, DPRD Kaur dalam waktu dekat ini akan menyurati pihak PLN Kaur untuk segera menyelesaikan permasalah lahan SUTET yang belum juga rampung.
Pihak PLN diminta untuk memanggil pemilik lahan, kemudian memberikan pengertian agar lahan tersebut bisa di jual ke PLN untuk di bangunkan SUTET.
"Kita telah koordinasi dengan pihak PLN, agar segara melakukan pemanggilan terhadap pemilik lahan," ujar Herdian.