KORANRB.ID – Kamis malam, 14 November 2024 warga 5 desa masing-masing Desa Serangai Kecamatann Ketahun, Desa Urai, Bintunan, Selolong dan Air Lakok Kecamatan Batik Nau maish melakukan pemblokiran jalan lintas Bengkulu – Sumatera Barat di Kecamatan Batik Nau.
Jalan yang diblokir warga tersebut adalah sepanjang pantai barat Kecamatan Batik Nau Bengkulu Utara.
Ratusan warga tersebut melarang seluruh mobil yang ingin melintas di jalan yang melintasi lima desa tersebut.
Untuk melintasi menuju sumatera barat atau Mukomuko maupun sebaliknya di Kecamatan Batik Nau memiliki dua jalur.
BACA JUGA:Sekolah Diminta Data Orangtua Siswa Penerima Bantuan Sosial
BACA JUGA:Dispendikbud Siapkan Program Makan Bergizi Gratis Bagi Siswa SD Mulai Januari 2025
Jalur pertama adalah jalur sepanjang pantai yang diblokir warga, sedangkan jalur utama adalah jalan Lintas Barat (Jalinbar) Melalui Desa Batik Nau melalui PTPN Batik Nau.
Namun saat ini di jalinbar Via PTPN tengah dilakukan pembangunan jembatan dan dibangun jembatan darurat.
Sehingga kerap terjadi antrean panjang lantaran jembatan darurat harus dilintasi satu persatu kendaraan secara bergantian. Sehingga sepekan belakangan ini kendaraan lebih memilih melintasi jalan non status sepanjang pantai tersebut.
Namun Kamis 14 November 2024 heboh di media sosial pengendara yang mengaku dimintai uang oleh kelompok pemuda di jalan lintas non status sepanjang pantai tersebut.
BACA JUGA:Besok, Pemkab Benteng Lantik 6 Pejabat Eselon III yang Sempat Dinonjobkan
Setidaknya ada dua video, yang pertama adalah pengakuan dari pengemudi truk angkutan BBM subsidi yang mengaku dimintai uang Rp 200 ribu jika ingin melintas.
Video kedua nampak pengemudi yang tengah melintasi didekati oleh pemuda dan meminta uang, pengemudi tersebut mengaku hanya memiliki uang Rp 20 ribu pada pemuda yang ada di samping mobil tersebut.
Camat Batik Nau Alamsyah mengaku belum mengetahui terkait dugaan pungli yang terjadi di wilayahnya tersebut.