KORANRB.ID – Berbohong adalah tindakan menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran dengan tujuan tertentu, seperti menghindari hukuman, mendapatkan keuntungan, atau menyembunyikan sesuatu.
Dalam komunikasi sehari-hari, mendeteksi kebohongan sering kali menjadi tantangan, karena pelaku kebohongan biasanya mencoba menyembunyikan niat mereka dengan baik.
Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah tanda-tanda nonverbal dan verbal yang dapat menunjukkan seseorang sedang berbohong. Untuk itu berikut 10 ciri-ciri seseorang yang berbohong beserta penjelasannya.
1 Perubahan Ekspresi Wajah
Ketika seseorang berbohong, ekspresi wajahnya bisa memberikan petunjuk. Ekspresi yang muncul mungkin tidak sesuai dengan emosi yang diungkapkan.
Contohnya, seseorang mungkin mengatakan "saya tidak marah" sambil menunjukkan wajah tegang atau tersenyum kaku.
Microexpression merupakan ekspresi singkat dan spontan yang mencerminkan emosi sebenarnya sering sulit dikontrol oleh pembohong.
BACA JUGA:Gerakan Mata Dapat Menjadi Indikator Kebohongan? Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Pinokio Effect: Teknik Mengetahui Kebohongan Orang
2 Kontak Mata yang Tidak Konsisten
Orang yang berbohong sering kali mengalami kesulitan menjaga kontak mata. Mereka mungkin menghindari tatapan mata karena merasa bersalah atau justru menatap terlalu lama untuk meyakinkan lawan bicara. Kontak mata yang tidak wajar adalah hasil dari ketegangan emosional ketika mencoba menyampaikan kebohongan.
3 Gerakan Tubuh yang Gelisah
Kebohongan sering menyebabkan stres, yang terlihat pada gerakan tubuh seseorang. Gerakan seperti menyentuh wajah, memainkan rambut, menggigit kuku, atau menggerakkan kaki secara tidak sadar bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang gugup. lmu di Baliknya Stres saat berbohong memicu pelepasan hormon kortisol, yang meningkatkan perilaku gelisah.
4 Nada Suara yang Berubah
Perubahan nada suara atau cara bicara bisa menjadi tanda kebohongan. Seseorang mungkin berbicara lebih cepat, lebih lambat, atau dengan nada yang lebih tinggi daripada biasanya. Berbohong membutuhkan usaha kognitif tambahan, yang bisa memengaruhi cara seseorang berbicara.