SELUMA, KORANRB.ID - Akibat cuaca ekstrem, sejumlah nelayan di desa pesisir barat pantai, terutama Desa Pasar Seluma Kecamatan Seluma Selatan beralih profesi menjadi pengumpul brondol sawit.
Nelayan enggan melaut lantaran hasil tangkapan nelayan berkurang saat cuaca ekstrem ini.
Hal ini dibenarkan Ketua Kelompok Nelayan Desa Pasar Seluma, Ikhwan.
Menurutnya gelombang tinggi dan angin kencang membuat nelayan pesisir barat Seluma, lebih memilih menjadi buruh harian lepas, seperti buruh pemanen kelapa sawit atau memungut berondolan biji sawit.
BACA JUGA:Tiga Kali Bolos Rapat Paripurna, Anggota DPRD Seluma Terancam PAW, Ini Mekanismenya
Lantaran harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini masih tergolong tinggi.
"Gelombang laut lagi tinggi Mas, bisa sampai empat meter sekarang.
Sebagian nelayan kita jadi tukang bangunan, bahkan banyak juga yang menjadi buruh panen kelapa sawit," tutur Ikhwan
Atas hal tersebut, saat ini banyak kapal nelayan yang terparkir di pinggir pantai.
BACA JUGA:Wabup Arie Septia Adinata Janji Jalan Usaha Tani dan Irigasi Jadi Prioritas Pembangunan
Memang masih ada sebagian juga nelayan yang tetap melaut mencari ikan, namun hanya di pinggiran pantai, itupun untuk menangkap udang dan ikan yang masuk di muara.
"Kalaupun ada yang masih nekat melaut, itupun menangkap ikan atau udang di pinggiran muara atau pantai, karena untuk kebutuhan sehari-hari," pungkas Ikhwan.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Kota Bengkulu, Anang Anwar mengatakan bahwa di Kabupaten Seluma beberapa waktu kedepan diprediksi akan kerap timbul hujan.
Kondisi tersebut diakibatkan oleh adanya percepatan angin lapisan atas di wilayah Bengkulu dan juga kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan bawah hingga menengah, serta labilitas udara yang cukup labil di atmosfer Bengkulu.
BACA JUGA:Musim Hujan, Pelaku Usaha Ikan Kering di Kota Bengkulu Merugi