Sementara itu, Kepala SMAN 1 Seluma Dian Rachmayanti mensupport sepenuhnya kompetisi ini.
Sekolahnya dijadikan tuan rumah wall climbing regional Seluma, lantaran memiliki wall climbing standar nasional setinggi 18 meter.
"Kami berharap anak-anak yang mengikuti kompetisi ini mendapatkan pengalaman, dan kami sangat mensupport sepenuhnya untuk seluruh peserta karena ini juga ajang pencarian atlet pelajar," singkat Dian Rachmayanti.
Untuk diketahui atlet panjat tebing Seluma yang tergabung FPTI Kabupaten Seluma, pernah menorehkan prestasi di tingkat Kejurnas di bulan Oktober 2024 lalu, yakni mencatat rekor 10 besar se-Indonesia atau menduduki peringkat ke 7 untuk kategori profesional.
BACA JUGA:Musim Hujan, Pelaku Usaha Ikan Kering di Kota Bengkulu Merugi
Panjat tebing di Indonesia mulai berkembang pada era 1980-an sebagai bagian dari kegiatan alam terbuka yang populer di kalangan pecinta alam.
Aktivitas ini awalnya dilakukan oleh komunitas pendaki gunung yang tertarik menjelajahi tebing-tebing alami di berbagai daerah, seperti tebing Parang di Jawa Barat dan tebing Uluwatu di Bali.
Pada 1988, panjat tebing mulai diakui sebagai olahraga resmi dengan berdirinya FPTI.
Federasi ini bertugas mengelola dan mempromosikan olahraga panjat tebing, termasuk menyelenggarakan kompetisi di tingkat nasional.
BACA JUGA:Program Perhutanan Sosial Berlanjut, 5 Desa Jalin Kerja Sama dengan AEP
Perkembangan panjat tebing semakin pesat seiring dengan kehadiran fasilitas wall climbing di berbagai kota, yang memudahkan akses latihan bagi para atlet.
Indonesia bahkan sukses mencetak atlet panjat tebing berprestasi di tingkat internasional, seperti Aries Susanti Rahayu, yang dijuluki “Spiderwoman” karena kemampuannya dalam kategori speed climbing.
Kini, panjat tebing menjadi salah satu cabang olahraga yang populer di Indonesia, baik sebagai hobi maupun olahraga prestasi, dengan berbagai kompetisi rutin yang diadakan di tingkat lokal dan internasional.