BENGKULU, KORANRB.ID – Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana mengatakan berdasarkan tren empat tahun terakhir, puncak peningkatan tekanan inflasi pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal dan tahun baru cenderung berubah. Dimana terdapat kemungkinan terjadi pada Bulan Desember atau Januari tahun selanjutnya.
"Peningkatan tekanan inflasi juga didorong oleh beberapa tantangan inflasi dan meningkatnya indeks keyakinan konsumen," terang Darjana, Rapat Koordinasi Tingkat Pimpinan atau High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bengkulu Semester II Tahun 2023 digelar di Balai Raya Semarak, Senin (4/12).
Rapat tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA, dihadiri oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana, unsur forkopimda di Provinsi Bengkulu, serta Bupati/Wali Kota di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Rebut Suara 1.494.828 Pemilih Bengkulu, Anies Sapa Pedagang, Nelayan dan Mahasiswa
Dalam paparannya, berdasarkan tren inflasi year on year (yoy) tahun 2019-2022, menunjukkan tekanan inflasi pada Bulan Desember lebih rendah dibandingkan bulan November hal ini terjadi pada tahun 2019, 2020, dan 2022. Adapun dibandingkan bulan Januari, pada tahun 2020, 2021, 2022 menunjukkan angka yang lebih rendah.
"Tekanan inflasi pada triwulan IV 2023 berada pada rentang 2,85 – 3,35 persen (yoy)," ujarnya.
Berdasrkan tren inflasi month to month (mtm) tahun 2019-2022, menunjukkantekanan inflasi pada bulan Desember lebih fluktuatif. Pada tahun 2019 dan 2022 angka tersebut lebih rendah dibandingkan November namun sebaliknya pada tahun 2020 dan 2021. "Namun, apabila dibandingkan Januari tekanan inflasi menjukkan angka yang lebih rendah pada tahun 2020-2022," terangnya.
Sementara itu, usai HML Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA, mengatakan angka inflansi di Provinsi Bengkulu saat ini masih di bawah nasional. Begitu pula secara pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu juga sama dengan pertumbuhan nasional.
BACA JUGA:Bagikan 200 Persil Sertifikat Tanah
"Posisi sekarang angka inflasi Bengkulu masih di bawah rata-rata nasional, secara pertumbuhan ekonomi kita sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional orientasi kepada UMKM," ujar Rohidin.
Mengenai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Transfer ke Daerah (TKD) 2024 yang sudah diberikan beberapa waktu, ia meminta untuk dilakukan di masing-masing pemerintah daerah. "DIPA dan TKD kemarin sudah diberikan, untuk itu segeralah lakukan percepatan penyaluran," tutupnya.
Capai Rp 100 – 90 per Kilo.
Salah satu penyumbang inflasi diperkirakan pada komuditi cabai. Saat ini harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Bengkulu naik tajam menjadi Rp 100 ribu per kilogram dalam sepekan terakhir.
Naiknya harga cabai merah dikarenakan cuaca yang tidak menentu yang membuat petani cabai banyak gagal panen.
Salah seorang pedagang Pasar Minggu Kota Bengkulu cabai merah Febrianti mengungkapkan naiknya harga cabai merah dalam spekan terakhir karena stok cabai yang sedikit, informasi tersebut ia dapat dari pengepul tempat langgaananya.