KORANRB.ID – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bengkulu mencatat hingga pekan kedua Desember 2024, sebanyak 100 orang jalani rehabilitasi jalan.
Asisten Konselor, BNN Kota Bengkulu, Arief Rahmatori, S.Psi mengatakan sejak Januari hingga Desember 2024, BNN Kota Bengkulu telah menerima klien sebanyak 100 orang.
Sebanyak 100 klien tersebut berasal dari berbagai daerah baik dari Kota Bengkulu sendiri maupun luar Kota Bengkulu. Serta dari hasil penjaringan yang dilakukan oleh BNN Provinsi Bengkulu maupun datang sendiri untuk memutuskan ketergantungan akan narkotika dan psikotropika dengan menjalani rehabilitas.
“Jadi untuk jumlah keseluruhan klien kita sampai dengan hari ini (kemarin, red) ada 100 orang yang menjalani rehabilitas berjalan,” sebut Arief.
BACA JUGA:Komitmen Benahi PTM Kota Medan, Pedagang Bentuk Forum Bertujuan Ini
BACA JUGA:Tiba di Aula Dinkes Seluma, 19 Motor Pusling Segera Dibagikan
Lanjut Arief, jika dibandingkan dengan 2023 lalu, jumlah klien tersebut tidak mengalami pengurangan dan peningkatan, sebab pada 2023 lalu BNN Kota Bengkulu juga menerima sebanyak 100 klien selama 12 bulan berjalan.
“Kalau dibandingkan dengan tahun kemarin jumlahnya sama, tidak berkurang tidak, juga berlebih,” ujarnya.
Kemudian Arif menuturkan dari hasil rehabilitas yang selama ini berjalan didapati 3 kelurahan yang akan diprioritas menjadi desa bersinar atau menjadi wilayah percontohan untuk mengentaskan narkoba di kalangan masyarakat.
Dua kelurahan tersebut yakni Kelurahan Lingkar Barat dan Lingkar Timur sebab dari 2 kelurahan tersebut didapati masing-masing 4 orang warganya yang tengah menjalani rehabilitas kemudian Kelurahan Kandang dengan 7 orang yang menjalani masa rehabilitas.
BACA JUGA:Kasus AKI dan AKB Meningkat, Ini Langkah Dinkes Kaur
BACA JUGA:DIPA dan TKD 2025 Diserahkan, Plt Gubernur Bengkulu Tekankan Hilirisasi dan Ketahanan Pangan
“Jadi salah satu indikator untuk memilih suatu wilayah untuk menjadi desa bersinar itu jumlahnya,” terang Arif.
Desa bersinar ini sendiri akan diproritaskan menjalankan program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) yang tujuannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan penyalahgunaan narkoba dan mengikutsertakan para pemangku wilayah tersebut dalam mengintervensi masyarakat untuk mengentaskan masalah penyalahgunaan narkoba.
“Jadi manfaat IBM ini sendiri signifikan, dari sebelumnya banyak muda-mudi yang nongkrong hingga tengah malam sambil minum tuak, sejak ada IBM di suatu tempat, itu tidak terjadi lagi,” kata arif.