Dampak kebakaran ini sangat menghancurkan. Pada 1970-an, penduduk mulai melaporkan masalah serius seperti jalan-jalan yang retak dan lubang besar yang terbuka secara tiba-tiba, mengeluarkan asap panas dan gas beracun.
Salah satu insiden terkenal terjadi pada tahun 1981, ketika seorang anak berusia 12 tahun hampir jatuh ke dalam lubang besar yang terbentuk di halaman rumahnya.
Pemerintah segera menyadari bahwa kebakaran ini tidak dapat dikendalikan. Pada 1984, pemerintah federal mengalokasikan dana sebesar $42 juta untuk merelokasi penduduk Centralia. Sebagian besar penduduk menerima kompensasi dan meninggalkan kota, tetapi beberapa keluarga memilih untuk tetap tinggal, meskipun kondisinya semakin memburuk.
Pada tahun 1992, negara bagian Pennsylvania mencabut status resmi Centralia sebagai kota, dan tanahnya diambil alih oleh pemerintah.
Saat ini, Centralia adalah kota hantu. Sebagian besar bangunan telah diratakan, dan jalan-jalan yang tersisa dipenuhi dengan retakan besar serta asap yang mengepul dari bawah tanah. Salah satu jalan yang terkenal adalah “Graffiti Highway,” sebuah jalan kosong sepanjang 1 mil yang dipenuhi dengan coretan dari pengunjung. Namun, jalan ini ditutup pada tahun 2020 untuk mencegah aktivitas ilegal.
BACA JUGA:Basarnas Catat 34 Operasi Tahun Ini, 37 Meninggal Dunia, Paling Banyak Tenggelam
Hanya tersisa beberapa penduduk yang masih tinggal di Centralia, meskipun mereka tidak memiliki layanan publik seperti air atau listrik. Kota ini telah menjadi daya tarik wisata bagi mereka yang penasaran dengan kisahnya. Banyak turis, fotografer, dan peneliti datang untuk melihat langsung kota yang telah terkubur oleh kebakaran abadi.
Kisah Centralia telah menginspirasi banyak karya dalam budaya populer. Salah satu yang paling terkenal adalah seri video game Silent Hill, yang menggambarkan kota misterius dengan kabut dan api bawah tanah. Centralia juga menjadi subjek berbagai dokumenter, artikel, dan buku tentang kota-kota hantu.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa api di bawah tanah Centralia dapat terus menyala selama 250 tahun ke depan. Gas beracun yang dihasilkan oleh kebakaran membuat kota ini tidak mungkin untuk dihuni kembali. Meskipun begitu, Centralia tetap menjadi simbol kekuatan alam yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya oleh manusia.
Centralia adalah contoh nyata bagaimana aktivitas manusia dapat memicu bencana lingkungan yang tak terduga. Kebakaran ini awalnya dianggap sepele, tetapi dampaknya masih terasa hingga kini, lebih dari 60 tahun kemudian. Kasus ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang hati-hati dan perlunya memahami konsekuensi jangka panjang dari keputusan kita terhadap lingkungan.
Centralia bukan hanya kota hantu, tetapi juga pengingat akan hubungan manusia dengan alam yang perlu dijaga dengan penuh tanggung jawab.