Jebakan Gelar: Hal Paling Mengerikan dalam Pendidikan

Selasa 24 Dec 2024 - 14:06 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Fazlul Rahman

KORANRB.ID - Pendidikan, sebagai pilar utama peradaban manusia, dirancang untuk membuka cakrawala pengetahuan dan meningkatkan kualitas hidup.

Namun, realitas modern sering kali menempatkan gelar akademik di atas segalanya, menciptakan apa yang disebut "jebakan gelar." Fenomena ini tidak hanya merusak esensi pendidikan itu sendiri tetapi juga menjerat banyak individu dalam lingkaran persaingan tanpa henti.

Jebakan gelar adalah kondisi di mana individu merasa bahwa keberhasilan hidup sepenuhnya ditentukan oleh gelar akademik yang mereka miliki. Gelar bukan lagi menjadi alat untuk mengembangkan kompetensi, melainkan menjadi simbol status sosial dan pengakuan.

Akibatnya, orang sering mengejar gelar bukan untuk memperluas wawasan, tetapi demi memenuhi ekspektasi masyarakat, keluarga, atau bahkan ego pribadi.

BACA JUGA:Tega ! Kuli Bangunan di Seluma Ini Gagahi Anak Kandung, Akui Sudah 6 Kali

BACA JUGA:3 Rampok Bersenpi di Kepahiang Datang dari Lubuk Linggau

Hal ini diperparah oleh persepsi sosial yang mengasosiasikan gelar tertentu dengan kesuksesan hidup. Misalnya, seorang dokter, insinyur, atau pengacara sering dianggap lebih "bernilai" dibandingkan individu dengan profesi lain.

Padahal, kesuksesan sejati tidak melulu terkait dengan gelar, melainkan kemampuan seseorang untuk memberikan dampak positif dalam kehidupannya maupun masyarakat.

Jebakan gelar akibat dari sistem pendidikan saat ini memiliki efek negatif diantaranya:

1. Mengaburkan Esensi Pendidikan

Pendidikan seharusnya menjadi sarana untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi pada dunia. Namun, jebakan gelar membuat pendidikan lebih fokus pada pencapaian formal daripada substansi. Mahasiswa cenderung mengejar nilai tinggi tanpa benar-benar memahami materi yang dipelajari.

BACA JUGA:3 Rampok Bersenpi di Kepahiang Datang dari Lubuk Linggau

2. Meningkatkan Tekanan Mental

Tekanan untuk mendapatkan gelar tertentu sering kali memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Banyak siswa merasa terjebak dalam sistem yang menuntut mereka untuk mencapai sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan minat atau bakat mereka.

3. Mengabaikan Keahlian Praktis

Kategori :

Terkait