Hal ini bisa mempengaruhi albedo yaitu kemampuan permukaan untuk memantulkan cahaya matahari dan, pada gilirannya, terjadi iklim global.
3. Efek pendinginan angin pegunungan
Dikutip dari laman Dutton Institute, efek orografis merupakan salah satu fenomena meteorologi yang terjadi pada saat angin yang membawa uap air terpaksa naik pada saat bertemu dengan pegunungan.
Adapun proses tersebut menyebabkan penurunan suhu udara.
BACA JUGA:Dihuni Sejak Zaman Prasejarah, Berikut Fakta Kota Bandung dan Perkembangannya
Hal inilah yang menyebabkan uap air mengembun dan membentuk presipitasi, seperti salju atau pun hujan.
Di sisi pegunungan yang menghadap angin, sering kali terjadi curah hujan yang tinggi.
Sedangkan pada sisi yang berlawanan, hal ini dikenal sebagai bayangan hujan, cenderung lebih kering.
4. Interaksi antara arus udara dingin dan lembap
Dikutip dari laman UCI ESS, front polar merupakan salah satu fenomena meteorologi yang terjadi pada saat arus udara dingin dari kutub bertemu dengan arus udara hangat dari daerah tropis.
BACA JUGA:Sejarah Permainan Catur Hingga Jadi Olahraga yang Sangat Populer!
Dimana, proses tersebut sering kali menghasilkan cuaca yang ekstrem, hal ini termasuk badai salju yang signifikan.
Pada saat udara hangat yang lembap naik ke atas udara dingin, maka uap air dalam udara tersebut mulai mengembun dan membeku, maka akan menghasilkan salju.
5. Kondisi lapisan inversi temperatur
Dikutip dari laman Britannica, lapisan inversi temperatur merupakan suatu fenomena atmosfer yang menarik dan memiliki dampak signifikan terhadap cuaca dan iklim di suatu daerah.
Dimana, dalam kondisi tersebut, suhu udara di lapisan atas lebih hangat jika dibandingkan dengan lapisan bawahnya.