KORANRB.ID - Pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) tidak hanya upaya yang bersifat tradisional dan konservatif. Kini, sudah mulai banyak anak muda kreatif yang mampu menjalankan usaha dengan menghasilkan berbagai produk yang unik dan inovatif.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) turut beperan aktif memberikan wadah pengembangan bagi para anak muda yang menjadi pelaku IKM, khususnya yang berbasis sektor kreatif. Langkah ini dijalankan melalui program Creative Business Incubator (CBI) yang dilaksanakan di Bali Creative Industry Center (BCIC).
“Program CBI sendiri merupakan salah satu upaya dalam membina pelaku IKM kreatif, khususnya bidang fesyen dan kriya, dalam mengembangkan bisnisnya agar bisa naik kelas,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita pada acara Penutupan Kelas CBI tahun 2023 di Denpasar, Bali.
BACA JUGA:KPU Tidak Akan Ubah Format Debat, Gagasan Tiga Capres Dinilai Belum Konkrit
Dirjen IKMA memberikan apresiasi kepada para narasumber, praktisi sesi kelas, serta mentor pendampingan Inkubator Bisnis Kreatif tahun 2023 atas usaha dan kesabarannya dalam menuntun para tenant untuk belajar dan berkembang sehingga tujuan program inkubator ini dapat tercapai.
“Ini merupakan momen yang penting dan membahagiakan karena pada tahun ini pun kita dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan program CBI,” ujarnya.
Dirjen IKMA memaparkan bahwa di masa-masa yang penuh dengan tantangan isu global seperti ancaman resesi, krisis energi, serta ketegangan geopolitik, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif di angka 4,94 persen pada triwulan III tahun 2023. Optimisme ini pun tercermin dari kinerja sektor industri manufaktur, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,20 persen pada periode yang sama.
“Sementara itu, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November 2023 berada pada angka 52,43%, yang berarti bahwa industri berada dalam posisi ekspansif. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi usaha di Indonesia cenderung stabil dan meningkat, dengan pelaku industri yang semakin optimis dengan kondisi usaha pada enam bulan ke depan,” paparnya.
BACA JUGA:Akhir Tahun Covid-19 Kembali Melonjak, Gubernur Imbau Lengkapi Vaksinasi dan Pakai Masker
Reni juga menyampaikan bahwa sektor industri kreatif memiliki kinerja yang baik. Terlihat dari realisasi nilai tambah industri kreatif yang mencapai Rp1,05 triliun pada triwulan III-2023, atau telah mencapai 82,1 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp1,28 triliun. Selain itu, kinerja ekspor industri kreatif pada triwulan III-2023 mencatat nilai sebesar USD17,4 miliar, dengan subsektor fesyen menyumbang hingga USD9,88 miliar dan subsektor kriya menyumbang USD6,26 miliar.
“Ini merupakan sebuah capaian yang membanggakan dan menunjukkan bahwa prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar, dan kami harap pembinaan yang kami berikan melalui program ini dapat menggugah peserta agar dapat menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh, menjaga jaringan informasi dan komunikasi antar peserta dan narasumber, serta menjadi penggerak ekonomi di tengah masyarakat dan menjadi contoh bagi pelaku industri fesyen dan kriya,” paparnya.(rls)