
Dikutip dari laman Britannica, iklim di sekitar Sungai Amur memiliki karakteristik yang sangat khas, dengan perbedaan suhu yang ekstrem antara musim dingin dan musim panas.
Musim dingin yang sangat dingin, dengan suhu rata-rata yang bisa mencapai -20 hingga -33 derajat Celsius, disebabkan oleh massa udara kutub dan kontinental.
Hal tersebut menyebabkan sungai sering membeku, yang berdampak signifikan pada transportasi dan industri yang bergantung pada akses air.
BACA JUGA:Tidak Kenal Musim! Berikut 5 Fenomena Alam yang Menyebabkan Timbulnya Salju
Sebaliknya, selama musim panas, suhu dapat mencapai 18 - 22 derajat Celsius berkat pengaruh massa udara maritim subtropis.
Perbedaan suhu yang tajam ini tidak hanya memengaruhi cuaca, tetapi juga ekosistem dan aktivitas manusia di kawasan tersebut.
Periode tanpa embun beku yang bervariasi, dari sekitar 90 - 130 hari, juga menjadi faktor penting dalam menentukan pola pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya.
BACA JUGA:Fenomena Alam: Gerhana Matahari Total Jelang Lebaran, Begini Dampaknya
Musim tanam yang terbatas pada bulan-bulan hangat membuat pertanian di daerah ini menjadi tantangan, dan petani harus beradaptasi dengan kondisi iklim yang berubah-ubah.
3. Sungai Amur kaya akan kehidupan flora dan fauna
Dikutip dari laman World Atlas, cekungan Sungai Amur adalah kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sejarah budaya.
Tumbuhan seperti larch, cemara, dan pinus tumbuh subur di daerah ini, dengan spesies yang berbeda menyesuaikan diri dengan kondisi iklim dan tanah yang bervariasi.
BACA JUGA:Planet Keenam dari Matahari! Berikut 5 Fakta Unik Saturnus
Selain itu, sungai ini juga menjadi habitat bagi lebih dari 123 spesies ikan, termasuk beberapa yang bernilai komersial, seperti kaluga dan ikan mas.
Sejarah manusia di cekungan Sungai Amur dimulai dengan kehadiran suku-suku asli seperti Buryat, Nivkh, Yakut dan Udegey, yang hidup dari berburu dan memancing.
Nama "sahaliyan ula" yang diberikan oleh suku Machu mencerminkan hubungan mereka yang erat dengan sungai tersebut.