KORANRB.ID – Indeks kepercayaan konsumen versi Bank Indonesia (IKK-BI) masih menunjukkan optimisme yang baik pada akhir tahun ini. Demikian pula indeks kepercayaan industri (IKI) pada Desember. Indeks kinerja manufaktur memang melandai, namun tingkat optimisme pelaku usaha tercatat naik.
’’Indeks kepercayaan industri Desember 2023 mencapai 51,32. Turun 1,11 poin dibandingkan November 2023. Tapi, IKI masih ekspansi. Angka itu juga meningkat 0,42 poin dibandingkan dengan Desember tahun lalu yang sebesar 50,90,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif kemarin (29/12).
BACA JUGA:Tujuh Perusahaan Plat Merah Dibubarkan, 15 Perusahaan Kondisi Sakit Masuk PPA untuk Dikaji
Febri menjelaskan, perlambatan itu dipengaruhi oleh penurunan pada 17 subsektor industri pengolahan nonmigas. Kemudian, semua variabel pembentuk IKI juga terkoreksi. Yaitu, variabel pesanan baru turun 1,41 poin menjadi 53,44, variabel produksi turun 0,64 poin menjadi 53,86. Serta, variabel persediaan produk yang masih mengalami kontraksi 1,08 poin menjadi 42,21.
Febri memaparkan, berkurangnya jumlah hari kerja efektif karena Natal dan tahun baru menyebabkan penurunan produktivitas industri pengolahan nonmigas di Desember. Kondisi pasar global juga belum pulih dan stabil yang mengakibatkan perlambatan permintaan produk (pesanan) dari luar negeri.
BACA JUGA:Raih Juara Festival Vokasi AHM, Guru dan Siswa SMK Wakili Bengkulu ke Nasional
’’Iklim usaha di Indonesia sendiri pada akhir tahun ini diwarnai dengan penurunan harga komoditas ekspor dan kenaikan harga energi. Kondisi ini menyebabkan perusahaan yang telah mempersiapkan produknya untuk akhir tahun belum dapat tersalurkan ke pasar secara optimal sehingga terjadi penumpukan stok produk,’’ paparnya.
BACA JUGA:Tahun 2024, Optimisme Pelaku Usaha Industri Tetap Terjaga
Sementara itu, tingkat optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan naik dari 61,41 persen menjadi 62,39 persen. Faktor dominan kepercayaan pengusaha antara lain kondisi pasar, kebijakan pemerintah pusat dan daerah, proses perizinan, dan inflasi. ’’Hampir semua subsektor memiliki ekspektasi atau optimisme yang besar terhadap kondisi bisnisnya di semester I 2024 mendatang,’’ pungkasnya. (agf/c6/dio)