Fakta Menarik Suku Buton, Punya Mata Biru yang Menawan Serta Benteng Terluas di Dunia

Senin 01 Jan 2024 - 14:01 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Fazlul Rahman

BACA JUGA:Menilik 5 Suku Asli Di Kepulauan Riau, Salah Satunya Suku Hutan, Beserta Keunikan Adat Istiadatnya

Pulau Buton pada zaman dahulu sempat berada di bawah kekuasaan sultan Wolio-Buton. Dibalik keindahan baju adatnya, ternyata suku ini memilki fakta yang menarik lainnya:

1. Bermata biru

Sebagian dari suku ini memiliki mata biru cerah. Hal unik lainnya beberapa penduduknya memiliki satu mata biru, sementara mata sebelahnya tetap berwarna coklat.

BACA JUGA:Melihat Suku Laut, Salah Satu Suku Asli di Kepulauan Riau hingga Tradisi Uniknya

Ternyata mata biru yang terdapat pada suku ini didapat dari sindrom Waardenburg yaitu mutasi genetik, dimana mutasi ini mempengaruhi warna mata. Selain itu ternyata sindrom ini dapat menyebabkan melemahnya kemampuan pendengaran.

2. Nenek moyang suku Buton adalah imigran

Nenek moyang suku ini merupakan imigran yang datang dari wilayah Johor sekitar abad ke-15. Kesultanan Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara dibangun oleh nenek moyang suku ini sekitar abad ke-16 hingga abad ke-20.

BACA JUGA:Keberadaan Suku Gaib di Indonesia, Salah Satunya Adalah Suku Paloh, Ada yang Bisa Terbang

Kesultanan Buton ini runtuh pasca pecah konflik internal dalam kerajaan dan semakin melemah ketika sultan terakhirnya wafat pada tahun 1960. Kemudian kesultanan Buton bergabung ke Negara Kesatuan Repubilik Indonesia. 

3. Suku ini menganut sistem kasta

Sistem kasta pada suku ini hanya diterapkan pada tata pemerintahan dan keagamaan. Adapun kasta yang terdapat dalam suku ini adalah, Kaomu adalah kasta keturunan raja atau sultan, Walaka, kasta yang terdiri dari pejabat kerajaan keturunan kerajaan, Papara, merupakan kasta pejabat dari rakyat biasa dan Babatua, adalah kasta budak.

BACA JUGA:Menilik 5 Suku Yang Ada di Kepulauan Bangka Belitung, Sejarah dan Adat Istiadatnya Yang Unik

Selain kasta diatas, terdapat pula kasta Analaki dan Limbo, kasta ini merupakan terdiri dari kasta Kaomu dan Walaka yang diturunkan derajatnya karena melakukan kesalahan.

4. Tradisi Imunisasi tradisional Pedole-dole.

Tradisi ini merupakan tradisi mengulingkan-gulingkan anak di atas daun pisang, untuk melakukan imunisasi secara tradisional. Tradisi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Kategori :