KORANRB.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebong sepanjang 2025 turun signifikan berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong.
Pada Januari–November 2025 hanya tercatat 17 kasus DBD, jauh menurun dari 178 kasus pada 2024 yang menyebabkan dua kematian.
Penurunan kasus DBD ini menjadi capaian kesehatan masyarakat yang penting. Dinkes Lebong menyebut perubahan perilaku warga dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi faktor utama, terutama pada lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lebong, Epan Martha SKM, menjelaskan warga semakin aktif membersihkan pekarangan, mengelola barang bekas, dan menutup tempat penampungan air.
BACA JUGA:Lima Tersangka Korupsi Labkesda Ditahan Jaksa, Mantan Kadinkes Cicil KN Rp 90 Juta
BACA JUGA:Lima Tersangka Korupsi Labkesda Ditahan Jaksa, Mantan Kadinkes Cicil KN Rp 90 Juta
“Tren penurunan kasus DBD ini menunjukkan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan,” ujar Epan.
Meski demikian, Dinkes Lebong tetap waspada menghadapi musim hujan yang rawan menimbulkan genangan. Edukasi, pemeriksaan jentik, dan fogging terus dilaksanakan di wilayah yang berisiko.
“Pengalaman tahun lalu menjadi pengingat penting bahwa tanpa pencegahan yang konsisten, lonjakan kasus bisa terjadi kapan saja,” tambahnya.
Untuk memperkuat upaya pencegahan, Dinkes kembali menggencarkan program 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas, ditambah langkah pendukung seperti menabur abate dan memakai lotion anti-nyamuk. Program ini dinilai efektif memutus perkembangbiakan nyamuk.
BACA JUGA:Lima Tersangka Korupsi Labkesda Ditahan Jaksa, Mantan Kadinkes Cicil KN Rp 90 Juta
BACA JUGA: Kejari Lebong Perketat Pengawasan Dana Desa Lewat Aplikasi
Sosialisasi juga dilakukan ke sekolah, kantor desa, dan posyandu agar pemahaman pencegahan DBD semakin meluas. Epan menegaskan penurunan kasus adalah hasil kerja sama seluruh pihak.
“Kita tidak boleh menunggu ada korban untuk bergerak. Pencegahan harus menjadi kebiasaan sehari-hari,” tegasnya.
Menghadapi musim hujan, masyarakat diingatkan kembali memeriksa titik rawan jentik seperti talang air, pot bunga, dan ban bekas. Jika dibiarkan, risiko kenaikan kasus bisa muncul.