SELUMA, KORANRB.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seluma melalui Dinas Pertanian (Distan ) Seluma mencatat dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2023, terdapat 255 kasus sapi yang terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD).
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Distan Seluma, Arian Sosial, SP, M.Si melalui Medik Veteriner, drh. David Viter Olele.
"Jumlah ini berdasarkan data yang telah muncul di aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), tercatat selama 2023 ada 255 kasus sapi terjangkit LSD di Seluma," ungkap David.
Dilanjutkan David, kasus LSD di Kabupaten Seluma sudah cukup melandai bahkan nihil temuan baru, tercatat kasus terakhir terjadi pada 25 September 2023.
BACA JUGA:Jembatan Gantung Bahayakan Petani
David juga mengimbau jika memang ada peternak yang memiliki sapi terindikasi LSD agar segera melapor supaya cepat ditangani. Karena rata rata semua sapi yang terserang LSD dapat sembuh dan sehat seperti sediakala.
"Hingga saat ini belum ada data atau laporan yang baru masuk, namun kami tetap mengimbau agar segera dilaporkan jika ada sapi yang terindikasi LSD," ujar drh. David.
Sementara itu untuk Kecamatan yang memiliki kasus LSD cukup banyak, diantaranya Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM), Semidang Alas (SA), Talo Kecil, Seluma Timur, Seluma Selatan, Seluma Kota, Seluma Barat dan Kecamatan Air Periukan.
Jika ada daerah yang sapinya positif terserang LSD berdasarkan hasil Uji Lab Balai Veteriner di Provinsi Lampung, maka daerah tersebut otomatis telah ditetapkan sebagai zona merah.
"Diterapkan zona merah agar lalu lintas perdagangan sapi menjadi lebih ketat, sehingga daerah yang sapinya terserang LSD akan dibatasi sementara penjualannya agar tidak menular ke daerah lain," jelas Arian.
Dilanjutkan Kepala Distan, Arian Sosial, LSD atau Lumpy Skin Disease adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae.
BACA JUGA:Sederet Temuan BPK di Dikbud, Mulai dari BOS hingga Honorarium
Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Namun kepada masyarakat tidak perlu khawatir, karena LSD tidak zoonosis, yang artinya tidak akan menular kepada manusia.
Selain itu juga kepada para peternak disarankan tidak usah panik terkait hewannya yang menderita LSD, karena penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Asalkan dengan melakukan biosekuriti ketat dan membatasi lalu lintas sapi, sanitasi kandang, dan menjaga kesehatan ternak dengan pakan yang baik dan cukup.