Pikachu Jet yang diumumkan penerbangannya berdasarkan kesamaan pemikiran terkait filosofi “Pokémon Air Adventures” ini terinspirasi dari keindahan budaya, kultur, dan kekayaan alam Indonesia. Sehari sebelum hari penerbangan, 22 Februari 2024, rencananya akan dilakukan presentasi pesawat di hanggar Garuda Indonesia.
Rencana melakukan merger tiga maskapai plat merah
PT Garuda Indonesia Tbk, PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service masih bergulir. Kementerian BUMN sedang memantau kondisi restrukturisasi yang dilakukan Garuda Indonesia. Jika berjalan dengan baik, rencana merger akan kembali di-review.
BACA JUGA:Pajak Telekomunikasi Naik Lebih Tinggi Daripada Pertumbuhan Industri
”Kita akan review sampai akhir tahun apakah Garuda sudah sehat atau belum,” ujar Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Selasa (7/11).
Kartika juga menyampaikan, merger Pelita dan Citilink masih dalam kajian. Terdapat dua opsi mengenai skema penggabungan. Yakni, Pelita masuk secara license ke Citilink atau bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.
Dari laporan keuangan konsolidasi kuartal III 2023, Garuda Indonesia sudah menunjukkan cashflow yang positif. Kontribusi pendapatan didapat dari hasil penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02 persen (year-on-year) menjadi USD 1,72 miliar. Sedangkan, penerbangan tidak berjadwal meraih income sebesar USD274,25 juta, dan pendapatan lainnya mencapai USD 234,91 juta.
Meskipun demikian, Kartika menyebutkan bahwa ekuitas negatif dari emiten berkode GIAA masih perlu untuk dibenahi. ”Karena kalau negative equity sulit mendapat leasing ke depan. Itu yang kita rapikan supaya negative equity bisa berkurang,” bebernya.
BACA JUGA:Ekspor Industri Manufaktur Tembus USD 187 Miliar
Kartika menegaskan bahwa Kementerian BUMN belum dapat memastikan kapan proses merger dapat berjalan. Namun, apabila ekuitas negatif Garuda Indonesia menunjukkan penurunan maka, akhir 2023 dapat dilaksanakan dan mulai berjalan pada kuartal I 2024.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa GIAA terus mengakselerasikan berbagai langkah transformatif perbaikan kinerja.
”Dengan indikator kinerja keuangan yang semakin membaik, termasuk posisi EBITDA serta rasio cash flow perusahaaan, outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus berangsur membaik secara konsisten,” ujarnya.
BACA JUGA:Dorong Perdagangan Berkelanjutan Indonesia
Irfan menambahkan, di tengah momentum pulihnya industri aviasi global pasca-pandemi, pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia diproyeksikan masih akan terus bergerak secara dinamis. Termasuk dalam melihat dan mengukur target kinerja yang akan direalisasikan pada 2023.
”Perusahaan akan terus mendorong pertumbuhan capaian fundamental kinerja operasional pada keseluruhan tahun kinerja 2023, termasuk dengan meningkatkan kapasitas dan mengembangkan network secara prudent untuk menjawab tren yang ada,” pungkasnya.(jpg)