Indikator Manufaktur Start Menjanjikan di Awal Tahun

Sabtu 03 Feb 2024 - 00:34 WIB
Reporter : Bela Wilianti
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

”Artinya, kinerja sektor pengolahan nonmigas pada bulan Januari didominasi oleh penyerapan hasil produksi periode sebelumnya,

khususnya di pasar domestik, dan peningkatan produksi untuk memenuhi pesanan baru. Hal ini juga didukung oleh kelancaran pengiriman dan logistik,” paparnya.

Eko menyebutkan, terdapat tiga subsektor yang berubah level menjadi ekspansi, yaitu industri karet, barang karet

dan plastik; industri barang galian bukan logam; serta industri mesin dan perlengkapannya.

Sehingga, subsektor yang mengalami ekspansi menjadi 17 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB kuartal III 2023 sebesar 90,8 persen.

’’Peningkatan harga batu bara dan komoditas ditengarai mendorong tiga sektor tersebut bergerak maju selain faktor pesanan domestik,” tuturnya.

Selain itu, terdapat enam subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi.

Yaitu, komputer, barang elektronik dan optik, tekstil, pengolahan lainnya, peralatan listrik, pencetakan dan reproduksi media rekaman, dan industri kayu, serta barang kayu dan gabus.

BACA JUGA:Wow! Bank Mandiri Gapai Laba Bersih Rp 55,1 Triliun

BACA JUGA:Harga Referensi CPO dan Referensi Biji Kakao Menguat

Penurunan tertinggi dialami oleh industri pengolahan tembakau, tetapi tidak sampai mengubah level ekspansinya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menambahkan,

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sangat bergantung pada keberhasilan pemerintah dan seluruh stakeholder ekonomi-politik dalam menciptakan iklim usaha yang penuh kepastian, khususnya di tahun politik.

”Sepanjang tahun ini ada banyak faktor internal, yakni transisi kepemimpinan.

Sedangkan, eksternal seperti konflik geopolitik, perubahan iklim dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang sifatnya kurang favorable terhadap kebutuhan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” bebernya. 

Kategori :