Dari sinilah awal kawasan wisata Kemumu Bengkulu Utara disebutkan juga sebagai wisata sejarah.
Berawal dari sentuhan tangan penjajah Belanda saat menjajah wilayah Bengkulu utara ketika itu, dibangunlah bendungan yang kokoh.
Belanda membuat bendungan tersebut karena potensi air yang ada di Kelurahan Kemumu sangat besar.
Saat itu Belanda membutuhkan aliran air tersebut untuk mengairi lahan lantaran kebutuhan rempah-rempah.
Ketika itu salah satu tujuan Belanda menjajah Indonesia dengan tujuan mengambil rempah-rempah, termasuk di Bengkulu Utara.
Berdirinya bendungan tersebut menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat yang ketika itu dikoordinir oleh penjajah Belanda.
Setelah Belanda hengkang dari Bumi Nusantara termasuk dari Bengkulu Utara, bendungan di kawasan Kemumu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Safari Ramadan di 10 Daerah, Ada Hibah Uang Tunai
Hanya saja ada beberapa titik jaringan irigasi bendungan sering bocor lantaran sudah termakan usia.
Kebocoran irigasi tersebut menyebabkan penggerusan lantai irigasi hingga mengalami jebol.
Potensi air yang sangat bagus tersebut sampai saat ini menjadi sumber satu-satunya bagi masyarakat setempat untuk mengairi lebih dari 300 hektar sawah.
Air dari irigasi bendungan Kemumu bukan hanya mengairi sawah di wilayah Kelurahan Kemumu namun juga di Desa Tanjung Raman dan Tebing Kaning.
Selain itu, Kawasan Kelurahan Kemumu atau yang dikenal sebagai wisata Kemumu juga menjadi salah satu habitat tumbuhnya Bunga Rafflesia Arnoldi.
Bongkol-bongkol Rafllesia saat ini sudah bertebaran di beberapa titik kawasan hutan lindung Kemumu yang masuk dalam kawasan wisata alam.
Mekarnya Bunga Rafflesia bisa terjadi sampai 3 hingga 4 kali dalam satu tahun.
BACA JUGA:Logistik Pemilu untuk Pulau Enggano Dikirim Duluan, Ini Alasan KPU Bengkulu Utara