BENGKULU, KORANRB.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Bengkulu menjamin 8 pelajar tersangka begal yang tergabung dalam Geng Siap Tempur masih bisa sekolah.
8 pelajar ini merupakan siswa di empat sekolah yang ada di Kota Bengkulu. Mereka menjadi tsk begal bersama 8 tersangka anak di bawah umur lainnya, yang sudah putus sekolah.
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA, mengatakan meskipun masih tercatat sebagai pelajar, kedelapan remaja tersangka begal tersebut harus perlu mendapatkan hukuman dan tindak lebih lanjut. Namun, bagi pelajar yang masih ikut-ikutan dan masuk ke dalam grup Siap Tempur tersebut, akan diberikan pembinaan.
BACA JUGA:Ingatkan KPU Ciptakan Pemilu Damai
"Prinsip kalau sudah melakukan tindak pidana, apalagi melakukan tindak anarkis seperti melukai, menciderai, saya kira perlu mendapatkan hukuman yang adil," ujar Rohidin, kemarin (30/10).
Ia berpesan kepada orangtua dan guru, sekolah dan rumah harus menjadi benteng untuk melindungi anak-anak, apalagi dimasa remaja seperti yang sedang dialami para remaja tersebut.
Pembinaan tersebut perlu dilakukan, agar masa depan para generasi muda di Bengkulu ini tertap terjaga. "Saya kira memang sekolah dan rumah harus menjadi benteng untuk melindungi anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam sikap-sikap perilaku yang merugikan dan merusak masa depan mereka," tutupnya.
BACA JUGA:Wabup: Pemuda Jangan Takut Berpolitik
Sementara itu, Kepala Disdikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman, S.E, M.Si, dari hasil evaluasi yang sudah pihaknya lakukan setelah mengumoulkan kepala sekolah bersangkytan dengan delapan anak tersebut, akan dilakukan pendekatan dengan ornag tua siswa untuk dilakukan edukasi khsus.
"Tindak lanjut terhadap siswa yang melakukan kriminal sudah kami panggil kepala sekolahnya dan sudah di rapatkan. Jadi, saya minta kepada kepala sekolahnya untuk melakukan pendekatan kepada orangtua untuk melakukan edukasi khusus dan pelajaran khusus kepada siswa," ungkapnya.
BACA JUGA:Beri PMT kepada 4 Ribu Anak
Ke depan, ia minta kepada kepala sekolah maupun guru di seluruh sekolah di Provinsi Bengkulu untuk memperketat pengawasan. Baik dilakukan di sekolah maupun di tempat lain. "Jadi kami minta, pihak sekolah bisa dapat memperketat pengawasan di semua sektor, tidak hanya di sekolah," tuturnya.
Dari delapan siswa tersebut, Saidirman mengatakan tetap akan lanjut sekolah. Dalam artian tidak ada yang dikeluarkan dari sekolah. "Dari data kemarin hanya ada delapan orang (pelajar, red) bukan belasan orang,” terangnya. (bil)