Namun vaksin tersebut disimpan di gudang penyimpanan vaksin di Dinas Kesehatan Mukomuko.
Vaksin ini akan digunakan apabila ada dokter hewan di daerah ini. Yang akan menangani pasien terkena gigitan hewan penular rabies.
BACA JUGA:Kasus GHPR Masih Tinggi, 500 HPR Divaksinasi
BACA JUGA:Temukan 72 Kasus GHPR di Kaur
“Vaksin ini harus disimpan ditempat khusus maka dari itu, ketika mereka butuhkan baru kita alokasikan,” sampainya.
Sedangkan untuk stok vaksin antirabies (VAR) sebanyak 38 kiur aman dan cukup untuk warga yang terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) hingga beberapa bulan ke depan.
VAR yang tersedia di dinas ini mampu bertahan selama tiga bulan ke depan.
"Kini masih ada 20 kiur ditambah yang kita distribusikan ke enam rabies center dengan jumlah sebanyak 3 kiur per rabies center, jadi totalnya 38 kiur," ujarnya.
Ia mengatakan, stok VAR sebanyak 38 kiur tersebut cukup selama tiga bulan sesuai dengan prediksi jumlah kasus gigitan HPR tahun sebelumnya.
Selain stok VAR yang ada di Mukomuko.
Jatah stok VAR untuk Mukomuko juga masih ada di provinsi tapi belum diambil.
Karena takut vaksin tersebut kedaluwarsa karena waktunya yang singkat.
"Percuma kita mengambilnya jika batas masa berlaku vaksin itu tidak lama. Tetapi kita masih punya stok vaksin untuk tahun ini di Provinsi," terangnya.
Sementara itu, ia menyebutkan, jumlah pasien gigitan HPR selama periode Januari sampai Desember 2023 lalu sebanyak 120 orang yang tersebar di sejumlah wilayah daerah ini.
Dari sebanyak 120 kasus gigitan HPR, empat orang di antaranya digigit dua ekor anjing yang dinyatakan positif rabies.
Empat orang tersebut berasal dari wilayah Kecamatan Pondok Suguh yang digigit dua ekor anjing yang positif rabies pada kurun waktu yang berbeda.