BENGKULU, KORANRB.ID - Program Kampus Mengajar (PKM) angkatan VII, di tahun 2024 ini dilakukan di 57 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Provinsi Bengkulu.
Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Bengkulu, Widyati Rosita mengatakan, di tahun 2024 ini terdapat 262 mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Provinsi Bengkulu yang akan turun.
Berbeda dari pelaksanaan PKM tahun 2023 lalu, yang penempatan sekolah ditentukan oleh pihak kementerian.
Pada angkatan VII ini, penempatan mahasiswa diusulkan dari masing-masing daerah setelah dilakukan koordinasi antara Kementerian, BPMP Provinsi Bengkulu dan masing-masing Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat kabupaten/kota.
BACA JUGA:DAK Fisik PUPR 2024 Turun Drastis, Pembangunan Tak Maksimal
"Jadi, sistemnya tahun ini berbeda seperti tahun lalu," terang Widyati, Senin 19 Februari 2024.
Perubahan tersebut menurut Widya, disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Selain itu juga untuk memudahkan jangkauan mahasiswa dengan sekolah yang akan diintervensi melalui program tersebut.
“Berdasarkan pengalaman tahun 2023 ketika dipilih pihak kampus mengajar ternyata jauh sekali dan ternyata mahasiswa sangat sulit menjangkau ke sana,” kata Widyati.
Pelaksanaan PKM tahun ini dilakukan selama 4 bulan dimasing-masing sekolah.
Mahasiswa juga diharapkan melaksanakan tugas membersamai para guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik lagi bagi siswa siswi sehingga para pelajar itu termotivasi dalam upaya peningkatan literasi dan numerasi.
BACA JUGA:Cabai Tembus Rp100 Ribu per Kilogram, Beras Naik
Apalagi dikatakan Widyati, sekolah yang mendapat intervensi PKM merupakan sekolah yang nilai assessment nya masih dibawah standar minimal.
“Sebagai peserta Program Kampus Mengajar, mereka sudah mendapat Bimtek selama kurang lebih kurang lebih 7 bulan dengan berbagai materi leadership, pembelajaran, mereka juga mendapatkan materi," terangnya.
Dengan begitu, pihak BPMP akan melakukan pendampingan kepada satuan pendidikan, khususnya memastikan para mahasiswa bisa memberikan tambahan informasi kepada guru-guru bagaimana meningkatkan literasi dan numerasi di satuan pendidikan.
"Peserta pendidikan ini yang nilai AN-nya masih dibawa minimal. Jadi diperlukan bimbingan” beber Widyati.