Amankan Konsesi Akses Pasar Singkong ke Inggris

Selasa 31 Oct 2023 - 23:23 WIB

KORANRB.ID - Indonesia  dan  Inggris  berhasil  menyelesaikan  modifikasi  skedul konsesi  Inggris  untuk Tariff  Rate  Quota  (TRQ)  country  specific Indonesia  untuk  produk  singkong (manioc). Khususnya  setelah keluarnya  Inggris  dari  Uni  Eropa  (pasca-Brexit). 

Dengan  kesepakatan baru  ini,  Indonesia  dapat  mengekspor  singkong  (HS  0714)  ke  Inggris  dengan  tarif  6  persen  dan kuota hingga 660.000 ton/tahun.

Kesepakatan  ini  disahkan  di  sela-sela  Senior  Official  Meeting  (SOM) World  Trade  Organization (WTO) melalui  penandatanganan nota  kesepahaman  (MoU)  oleh  Direktur  Jenderal  Perundingan Perdagangan   Internasional, Djatmiko   Bris   Witjaksono   sebagai  perwakilan  dari   Indonesia  dan Direktur  Jenderal  Sistem  Perdagangan  Inggris  Joanna  Crellin  sebagai  perwakilan  dari  Inggris.

BACA JUGA:Didesak Mundur, Ketua MK Sebut Jabatan ditentukan Allah

Penandatanganan   kesepakatan   dilaksanakan pada 24   Oktober   2023   lalu di   Jenewa,   Swiss. Penandatanganan turut disaksikan Duta Besar RI untuk WTO Dandy Satria Iswara.

“Dengan tarif 6 persen diharapkan produk singkong Indonesia akan semakin  kompetitif  di  pasar Inggris dan mendorong para eksportir untuk memanfaatkan fasilitas TRQ tersebut,” kata Djatmiko.

Menurut Djatmiko, kesepakatan Indonesia-Inggris yang merupakan konsekuensi Brexitinimemiliki beberapa  peluang  sekaligus  tantangan.  Pertama,  TRQ jenis  ini  adalah country  specific, artinya kuota  660.000  ton/tahun  adalah  alokasi  khusus  untuk  Indonesia. 

BACA JUGA:1,9 Juta Batang Rokok Ilegal Disita

Kedua,  melalui  kesepakatan  ini, tarif  importasi  singkong  akan  menjadi  6  persen  (in-quota  tariff  ad-valorem). “Hal ini akan jauh menguntungkan eksportir Indonesia.   Jika   dibandingkan dengan   tarif   tanpa perjanjian   TRQ, Indonesia  harus  dikenakan  tarif regular most  favoured  nation (MFN) sebesar  7,90  poundsterlingper 100 kg,” tambah Djatmiko.

Berdasarkan   data   trademap.org,   total   kebutuhan   (domestic   demand)   Inggris   untuk   produk singkong  rata-rata  per tahun  dalam  10  tahun  terakhir  mencapai  4.268  ton.  Dari  jumlah  tersebut, kontribusi  Indonesia  masih  minim  dengan  rata-rata  pangsa  pasar  (market  share) sebesar  1,95 persen dari total impor singkong Inggris.

Data  dari  trademap.org juga menunjukkan,  pada  kurun  waktu lima  tahun  terakhir  (2018—2022), total  realisasi  ekspor  singkong  beku  (HS  071410)  Indonesia  ke  dunia  sebesar  27  ribu  ton  atau senilai  dengan  USD  19,2  juta. Sedangkan ekspor  singkong  Indonesia  ke  Inggris  masih  kecil,  yaitu sekitar 80 ton/tahunnya.

BACA JUGA:Kasi Intel dan Kasi Pidsus Berganti, Wabup: Jangan Lupa Berbagi

Namun   demikian,   nilai   ekspor   singkong   Indonesia   pada   periode   2018—2022   tercatat   terus meningkat  yaitu    pada  2022  sebesar  USD  316  ribu,  meningkat  dibandingkan  2021  yang  sebesar USD 241 ribu. Pada 2020 sebesar USD 146 ribu, pada 2019 sebesar USD 138 ribu, serta pada 2018 sebesar  USD  122  ribu.   Sementara  itu,  jika  mengacu  pada  data  Kementerian  Pertanian,  produksi rata-rata ubi kayu tahun 2017--2021 berkisar 16,1 juta ton/tahun. 

Djatmiko  menegaskan, TRQ  merupakan  fasilitas  penting  untuk  mengantisipasi  potensi ekspor singkong  Indonesia  ke  Inggris  dan  Kementerian  Perdagangan  telah  berjuang  untuk  mendapatkan konsesi ini.

“Untuk  itu,  petani  Indonesia  diharapkan  dapat  meningkatkan  kapasitas  produksi  ubi  kayu.  Selain itu, pelaku usaha/eksportir diharapkandapat lebihgiat menggunakan fasilitas TRQ dengan tarif 6 persen.   Semoga   hasil   perundingan   dapat   memacu   semangat   produktivitas   dan   daya   saing singkong  nasional menjadi komoditas ekspor  pertanian Indonesia  di pasar  Inggris,” papar Djatmiko.(rls)

Kategori :

Terkait