BINTUHAN, KORANRB.ID - Dampak banjir yang melanda tiga Kecamatan di Kabupaten Kaur pada Rabu 21 Februari lalu cukup signifikan. Di beberapa wilayah banyak warga yang rumahnya terendam banjir harus menanggung kerugian materi.
Dari pendataan yang di lakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaur, total kerugian dialami warga di Kabupaten Kaur terdampak banjir, setidaknya mencapai Rp 150 juta.
BACA JUGA:Pasca Gelar Diskusi Tentang Kelestarian Hayati, Badan Karantina Akan Menemui Gubernur Bengkulu
BACA JUGA:Logistik PSU Selesai Didistribuskan, KPU Minta 278 Pemilih Gunakan Hak Suara
Di Kecamatan Kinal, ada 10 orang petani mengaku mengalami kerugian hingga Rp 61 juta. Petani yang merugi tersebut diketahui menanam cabai, jagung dan juga pala.
Mereka mengaku pasti mengalami gagal panen karena lahan pertanian mereka rata akibat di sapu banjir beberapa waktu yang lalu.
"Data yang kita terima ini belum semuanya baru beberapa desa saja. Yang lain saat ini juga masih kita lakukan pendataan," ucap Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Kaur Yanto S.Sos.
Selanjutnya, laporan dari Kecamatan Tetap, warga Desa Kepahiang Kecamatan Tetap mengalami kerugian akibat bencana banjir, beraneka ragam.
Mulai dari ternak yang mati dan hilang terbawa arus, juga tak sedikit alat elektronik rusak karena tidak sempat diselamatkan oleh warga ketika sedang banjir.
"Di kecamatan tetap ada sebanyak 76 warga yang terdampak. Kerugian disana ditaksir mencapai Rp 80 juta lebih," sampai Yanto.
BPBD sendiri saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir dan longsor serta kerugian materi.
Bantuan berupa sembako pun sudah mulai disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaur kepada warga yang terdampak banjir.
"Di beberapa lokasi sudah diberikan bantuan sembako, kita juga telah melaporkan kejadian ini ke Pemerintah Provinsi Bengkulu. Mudah-mudahan bantuan untuk yang terdampak akan segera turun," terangnya.
BACA JUGA:Krisis Obat Berakhir, Kini RSUD Mukomuko Tak Bisa Layani Rontgen
Yanto menambahkan, kepada masyarakat Kaur khususnya yang dekat dengan sungai dan di wilayah pegunungan untuk tetap waspada.