MUKOMUKO, KORANRB.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko pastikan pembangunan pelabuhan pengiriman minyak mentah Crude Palm Oil (CPO) di Kecamatan Teramang Jaya masih proses pembangunan fisik.
Dimana saat ini kegiatan studi kelayakan pembangunan pelabuhan CPO kembali dilakukan investor utama. Meskipun sebulumnya juga sudah pernah dilakukan studi kelayakan.
Investor kembali meminta supaya dilakukan studi kelayakan. Hal ini dikarenakan ada peringatan terjadi gempa bumi berkekuatan besar di Bengkulu termasuk di Kabupaten Mukomuko.
BACA JUGA:Jelang Ramadhan Disperkan Periksa Kesehatan Ternak Pedaging
BACA JUGA:Agar Kondusif, Jangan Deklarasi Dulu, Tunggu Pleno KPU
Maka dari itu studi kelayakan kali ini akan lebih fokus tentang pembangunan bangunan dekat lokasi pelabuhan yang tahan gempa bumi dan aman dari terjangan tsunami.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Mukomuko, Juni Kurnia Diana, S.AP mengatakan tidak akan mungkin investor mengucurkan dana pembangunan pelabuhan CPO di Mukomuko jika tidak aman dari gempa bumi dan bencana besar lainnya.
"Menurut kami hal yang wajar investor kembali melakukan studi kelayakan untuk memastikan keamanan mereka dalam berinvestasi. Apa lagi Mukomuko sangat dekat dengan Pulau Mentawai Sumatera Barat (Sumbar) yang dikenal sering menjadi titik gempa bumi," ujarnya.
Juni juga menambahkan, di dalam persiapan hingga pelaksanaan pembangunan pelabuhan CPO nantinya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Mukomuko.
Dia pastikan dana pembangunan pelabuhan CPO sepenuhnya dari investor. Sebab pembangunan pelabuhan CPO atau pelabuhan pengiriman minyak kelapa sawit mentah ini sangat dibutuhkan sebagian besar investor yang memiliki usaha di Kabupaten Mukomuko.
"Pembangunan pelabuhan CPO tidak menggunakan dana APBN dan APBD, tetapi murni investasi swasta yang kita ajak masuk ke Kabupaten Mukomuko,"sampainnya.
Investor yang membangun pelabuhan ini gabungan dari beberapa perusahaan perkebunan dan perusahaan minyak kelapa sawit di Mukomuko, dan PT Mukomuko Terminal Indonesia (MTI) sebagai pemegang saham terbesar.
Untuk progres sendiri saat ini PT MTI sedang melakukan kajian teknis bekerja sama dengan Pemkab Mukomuko, dan tenaga ahli dari dalam dan luar negeri.
"Seharusnya ketika kita mengajak orang berinvestasi di daerah kita, kita telah menyiapkan data. Namun khusus pelabuhan ini karena keterbatasan anggaran, seluruh data teknis dikerjakan langsung oleh investor yang kita ajak masuk ke Mukomuko,” ujarnya.
Sudah pasti semua dilakukan secara bertahap, sama halnya dengan mengajak inestor menanamkan sahamnya di Mukomuko. Perlu dukungan dan kerja keras dari berbagai pihak.