KORANRB.ID - Bencana banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Rabu, 21 Februari 2024, masih menyisakan banyaknya infrastruktur rusak.
Salah satunya akses menuju kawasan pertanian di desa.
Salah satu infrastruktur yang rusak yakni jembatan gantung di Desa Tanjung Aur II, Kecamatan Pino Raya.
Padahal jembatan tersebut penghubung masyarakat ke lahan pertanian seperti, sawah, perkebunan karet hingga perkebunan kelapa sawit.
Saat ini kondisi jembatan sudah putus total dan tak bisa lagi dilewati.
Hal itu membuat akses pertanian lumpuh total.
Akibatnya, petani kesulitan mengeluarkan hasil pertanian menuju desa.
BACA JUGA:Selamat! Ini 35 Anggota DPRD Kota Bengkulu Terpilih Periode 2024 - 2029 Berdasarkan Hasil Pleno KPU
Salah seorang petani warga Desa Tanjung Aur II Ali Mudihan (54) mengatakan, untuk saat ini para petani terpaksa jalan kaki menuju lahan pertanian.
Begitupun untuk mengangkut hasil pertanian.
Petani terpaksa kembali menyebrangi Sungai Pino dan harus saling berpegangan satu sama lain.
Itupun, hanya bisa lewat kalau kondisi suangai yang sedang surut.
"Kalau sebelum jembatan rusak, motor kami bisa langsung ke sawah. Sekarang terpaksa jalan kaki dan menyeberangi sungai," keluhnya.
Ali menyampaikan, tanpa adanya kendaraan membuat petani juga sulit membawa pupuk ke areal pertanian.
Sehingga, hamparan sawah banyak yang tertunda proses pemupukannya.