"Beras ini bisa kita distribusikan di kantong-kantong masyarakat," ucapnya.
Setelahnya, ia juga akan melakukan pengkajian dengan bulog, agar Bulog bisa menyalurkan beras dengan harga standar di bawah harga pasar.
Selain itu, akan diletakan atau dipasok di tingkat RT/RW menggunakan struktur pemerintahan.
Dengan tujuan agar masyarakat di desa, di kampung-kampung, atau pemukiman, bisa memberi beras eceran dengan harga standar bulog tetapi tempatnya berad di dekat pemukiman masing-masing.
"Sehingga tidak perlu memakai kendaraan. Mereka bisa membeli dengan jumlah berapapun, bisa membeli 1 Kilogram maupun setengah kilogram," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana, menambahkan
dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), telah ditetapkan strategi penyaluran inflasi TPID melalui ketersediaan pasokan dengan melibatkan semua unsur.
"Khususnya Bulog untuk beras dan pangan-pangan lainnya insya Allah cukup," ungkap Darjana.
Komunikasi yang efektif dengan adanya peran media menurutnya juga diperlukan.
Ia mengajak untuk bersama-sama mengupayakan bagaimana ekspektasi masyarakat terhadap harga pangan lebih terkendali.
"Agar belanja bijak, jadi tidak harus memborong atau panik buying dan juga upaya-upaya lain yang bisa dilakukan rumah tangga.
Seperti menanam-taman cabe dipekarangan itu akan kita tingkatkan," tutupnya.