Tak hanya itu, Pemda Bengkulu Utara juga menyiapkan program-program lainnya dalam mengentaskan stunting.
Termasuk penambahan fasilitas lingkungan seperti sanitasi yang dikerjakan Dinas PUPR dan fasilitas umum lainnya.
“Karena permasalahan stunting biasanya terjadi karena dipengaruhi banyak Hal, maka kita harus menentukan permasalahan penyebab dan menentukan langkah penanganan,” terangnya.
Bahkan Pemda Bengkulu Utara juga menyalurkan program bantuan pangan bagi masyarakat yang masuk dalam data stunting.
Bantuan pangan tersebut berupa bantuan bibit tanaman pangan gratis untuk tanaman pekarangan.
BACA JUGA:Ini Anggota DPR dan DPD Terpilih Dapil Bengkulu, Tunggu Ketetapan KPU RI
Termasuk juga pemberian bibit dan kolam terpal lele untuk dibudidayakan menjadi asupan pangan bergizi keluarga.
“Sehingga dengan program yang cukup banyak tersebut, kita optimis bisa menurunkan angka stunting diakhir tahun nanti hingga 3 persen menjadi 11 persen,” terangnya.
Selain itu, BKKBN juga turun hingga ke sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan agar anak atau siswa tidak menikah dini.
Pernikahan dini dan kehamilan bisa menyebabkan bayi lahir stunting, ini karena organ tubuh ibu belum siap untuk mengandung.
Termasuk tingkat kesadaran orang tua dalam menjaga bayi sejak dari janin hingga pasca melahirkan juga masih lemah.
“Untuk terus menurunkan angka stunting, permasalahan sejak hulu dari hilir harus kita tuntaskan,” tegas Dodi.
BACA JUGA:Jam Mata Pelajaran Dikurangi, ASN Wajib Absensi di Kantor
Sekadar mengetahui, Beberapa tahun yang lalu Pemda Bengkulu Utara terus mendapatkan penghargaan dari Pemda Provinsi terkait dengan pelaksanaan 8 aksi penanganan stunting.
Untuk melakukan percepatan penanganan stunting lebih cepat lagi, Pemda Bengkulu Utara juga membentuk tim terpadu penanganan masalah stunting.
Bahkan tim ini dibentuk atau diisi dari lintas instansi yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang muncul dan menyebabkan stunting.