KORANRB.ID - Fogging bukan solusi dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Tengah Ns. Gusti Miniarti, S.Kep, MH melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Benteng, Yoki Hermansyah, SKM, M.Pi mengatakan melakukan fogging dalam upaya pencegahan DBD saat ini dinilai sudah tak efektif.
Ditambah lagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang menjelaskan kalau fogging bukan upaya yang efektif untuk membasmi dan mencegah penyebaran DBD.
Yang paling penting untuk mencegah penyebaran DBD adalah menjaga kebersihan.
“Mengapa fogging tak efisien lagi, sebab fogging tersebut hanya sebatas membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk jentik nyamuk atau nyamuk yang kecil tak mampu dibunuh. Sedangkan kalau ingin membasmi, harus dari akarnya, yakni dari jentik nyamuknya,” jelasnya.
BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Merinding, Ini Urban Legend Asal Kaur yang Paling Terkenal!
Selain itu apabila fogging dilakukan akan memberikan dampak bahaya lainnya, seperti keracunan.
Sebab asap yang dihasilkan fogging tersebut beracun.
Apabila fogging dilakukan otomatis asap fogging akan menempel di pakaian, gorden rumah hingga perabotan rumah tangga lainnya.
“Kalau orang mengetahui ini pasti tak mau rumahnya di fogging. Karena asap fogging tersebut sangat berbahaya,” tegas Yoki.
Beberapa upaya yang lebih baik dilakukan warga adalah harus menjaga kebersihan lingkungan.
Dinkes Bengkulu Tengah meminta masyarakat melakukan upaya preventif dengan menggalakan kegiatan 3 M.
Yaitu, menutup genangan air, mengubur barang bekas dan menguras bak air.
BACA JUGA:5 Objek Wisata Tersembunyi di Pulau Enggano Pulau Terluar Indonesia di Samudra Hindia
Jangan sampai genangan air menjadi wadah tempat berkembangnya nyamuk penyebab DBD.