”Itu juga mungkin salah satu yang akan kami evaluasi,” imbuhnya.
Dia ingin proses disposal tidak terlalu panjang. Dengan begitu, amunisi yang sudah kadaluarsa cepat dimusnahkan.
Terpisah, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan menyampaikan bahwa pemadaman api di gudang amunisi nomor 6 selesai sekitar pukul 03.45.
Oleh tim dari Pemadam Kebakaran Jawa Barat dan Pemadam Kebakaran DKI, seluruh titik api berhasil dipadamkan.
Selanjutnya, mereka langsung melakukan pendinginan. Bukan hanya di gudang amunisi nomor 6, pendinginan turut dilakukan di gudang nomor 5 dan nomor 7.
Hasan menjamin, tidak akan ada ledakan susulan. Karena itu, dia meminta masyarakat sekitar untuk tenang.
”Sudah kami nilai dampaknya, sudah tidak akan menimbulkan ledakan lagi,” kata dia.
Jaminan itu keluar berkat kerja keras 27 unit pemadam kebakaran yang dikerahkan sejak ledakan pertama terdengar dan api mulai membakar gudang.
Mereka berhasil menjinakkan api dan memadamkan kebakaran yang terjadi sejak buka puasa sampai memasuki waktu sahur tersebut.
Serupa dengan keterangan panglima TNI, Hasan menyampaikan bahwa dugaan awal penyebab ledakan dan kebakaran adalah amunisi kadaluarsa dalam keadaan labil.
”Untuk detailnya masih akan kami identifikasi,” imbuhnya.
Dia pun mendukung langkah-langkah yang dilakukan untuk menginvestigasi peristiwa tersebut.
Namun demikian, dia memastikan bahwa sistem pergudangan di Gudmurah Kodam Jaya sangat baik dan tidak ada gangguan sistem apapun sebelum ledakan terjadi.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas memberi beberapa catatan atas peristiwa tersebut.
Berdasar catatannya, ledakan gudang akibat amunisi kadaluarsa bukan pertama kali terjadi. Baik gudang milik TNI maupun Polri pernah mengalami hal sama.
Untuk itu, dia menilai perlu evaluasi secara menyeluruh.