Dengan adanya peradangan kronis akibat stres dapat mempercepat proses penuaan pada tingkat seluler dan fisiologis.
Stres oksidatif dan inflamasi yang terus-menerus dapat mempercepat kerusakan sel, penurunan fungsi organ dan tanda-tanda penuaan.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ini 7 Manfaat Buah Dewandaru untuk Kesehatan
Selain itu, peradangan yang disebabkan stres dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan fisik, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker dan penyakit autoimun.
Stres dapat memperburuk gejala dan perkembangan penyakit-penyakit tersebut.
Stres dan peradangan yang terkait dengannya dapat berdampak negatif pada fungsi otak dan kognitif.
BACA JUGA:Menjaga Fungsi Jantung hingga Mencegah Anemia, Ini 7 Manfaat Buah Kedondong untuk Kesehatan
Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan belajar, memori, konsentrasi, dan fungsi eksekutif.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif, seperti demensia.
Jadi, secara ringkas, pernyataan Dr. Karen Miller menekankan bahwa stres dan peradangan yang dihasilkannya dapat mempercepat proses penuaan, memicu masalah kesehatan fisik, serta mengganggu fungsi kognitif.
BACA JUGA:Lawan Radikal Bebas hingga Virus, Ini 10 Manfaat Buah Matoa Bagi Kesehatan
Pemahaman akan hubungan ini penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.
Berpikir positif dapat membantu menurunkan stres dan tingkat peradangan dalam tubuh.
Ketika seseorang berpikir positif, mereka cenderung merasa lebih tenang, optimis, dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik.
BACA JUGA:Dinkes Kaur Siagakan Tim Kesehatan di 4 Posko Lebaran Lokasi Wisata
Pola pikir positif dapat memicu respons fisiologis yang lebih sehat, seperti penurunan hormon stres dan peningkatan sistem kekebalan tubuh.