Suku Pasemah Keturunan Kerajaan Sriwijaya, Benarkah?

Reporter: Fran Sinatra |

Editor: Fazlul Rahman |

Selasa , 23 Apr 2024 - 07:30

Suku Pasemah. Foto: Ilustrasi/ fran sinatra/ screenshot moeslim choice/ koranrb.id--

suku pasemah keturunan kerajaan sriwijaya, benarkah?                            bengkulu, koranrb.id- asal usul suku pasemah merupakan salah satu suku bangsa asli yang berasal dari wilayah sumatera selatan.
dimana suku pasemah mempunyai kekerabatan dengan suku melayu dan komering, selain itu sudah ratusan tahun tinggal di sumatera selatan.
baca juga:menilik salah satu suku tertua di indonesia, suku kerinci
suku pasemah atau sering disebut juga melayu besemah merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah kota pagaralam provinsi sumatera selatan. 
kabupaten empat lawang, kabupaten lahat, ogan komering ulu selatan dan muara enim. 
baca juga:peradaban dan tradisi suku, ini 7 suku yang mendiami pulau sumatera 
daerah pasemah secara geografis merupakan suatu wilayah dataran tinggi, dan posisinya masih satu rangkaian dengan bukit barisan di pulau sumatera. 
suku pasemah secara umum bermukim di sekitar kawasan gunung berapi yang masih aktif yaitu gunung dempo.
adapun bahasa yang digunakan  sama dengan bahasa yang digunakan di kabupaten kaur, tepatnya di daerah padang guci. 
baca juga:kati: suku muyu di papua dan kekuatan supranaturalnya
orang yang menggunakan bahasa pasemah tersebar di berbagai daerah di provinsi bengkulu.
salah satu persebaran bahasa  pasemah adalah di desa babatan kecamatan seginim, kabupaten bengkulu selatan.
suku pasemah yang sekarang paling identik adalah kota pagar alam, lahat, muara enim dan kabupaten empat lawang. 
baca juga:suku gaib di indonesia, mitos suku bunian, kamu pernah dengar?
adapun kabupaten empat lawang adalah kabupaten baru pemekaran dari kabupaten lahat. 
kabupaten empat lawang mempunyai 10 kecamatan dan 9 kelurahan.
adapun kecamatan kabupaten empat lawang terdiri dari: pasemah air keruh, lintang kanan, muara pinang, pendopo, pendopo barat, saling, sikap dalam, talang padang, tebing tinggi dan ulu musi.
baca juga:keberadaan suku gaib di indonesia, mitos suku limun, kota gaib yang bikin merinding!
suku pasemah yang ada di provinsi bengkulu terdiri dari dua kelompok, pertama pasemah kedurang dan pasemah padang guci. adapun kedua kelompok suku ini mempunyai cerita yang berbeda mengenai sal-asul mereka.
pasemah lehar di sumatera selatan merupakan asal-usul dari suku pasemah kedurang, saat ini tersebar di wilayah kecamatan manna. 
baca juga:kenyang lebih lama, ini 13 manfaat buah sukun untuk kesehatan
suku pasemah padang guci berasal dari daerah lahat dan tanjung enim di sumatera selatan.
pada saat ini, mereka tersebar di kecamatan manna, kabupaten kaur tepatnya di kaur utara dan kaur tengah.
di wilayah asalnya sumatera selatan, persebaran orang pasemah dapat dilihat dari persebaran bahasa yang mereka pergunakan dalam keseharaiannya. 
baca juga:berasal dari nama kayu, topos dipercaya sebagai asal-usul suku rejang
bahasa pasemah yang juga disebut bahasa besemah. termasuk rumpun bahasa melayu.
suku pasemah yang hidup di sekitar gunung dempo sebagian besar merupakan petani dengan mengelolah kebun kopi dan sawah.
dalam hal perkebunan merupakan sentra produksi kopi di sumatera selatan.
sistem kemasyaratan suku pasemah tidajk jauh berbeda dengan sistem kemasyarakatan kelompok lain di bengkulu. 
baca juga:100 suku di indonesia lengkap beserta daerahnya, cek suku kalian
pada zaman dulu, suku pasemah mengenal  wilayah kemargaan yang dipimpin oleh seorang pasirah.
umumnya orang pasemah memeluk agama islam, namun demikian sisa-sisa kepercayaan lama masih terlihat dalam beberapa bidang kehidupan lainnya.
baca juga:relaksasi kebijakan larangan dan pembatasan suku cadang industri bengkel pesawat
suku masih masih mempercayai adanya makhluk halus dan kekuatan gaib. selain itu masih ada juga yang menjalankan berbagai upacara adat yang dihubungkan dengan kepercayaan tersebut.
sistem pernikahan, suku pasemah mengenal variasi dalam adat pernikahan dan penarikan garis keturunan. 
perkawinan dikenal adat ambil anak dengan menetap nikah matrilokal. 
baca juga:bi masih tahan suku bunga acuan, beri sinyal bi rate turun semester ii 
dalam perkawinan secara ini, pihak laki-laki tidak membayar uang jujur (uang biaya nikah) kepada pihak perempuan.  
selain itu ada adat ambik anak penantian dengan adat meneyap nikah matrilokal. 
dimana sang suami menetap dilingkungan kerabat istri sampai anak laki-laki mereka dewasa dan berumah tangga. 
berdasarkan kedua macam adat tersebut, suku pasemah menarik garis keturunan secara matrilinieal (sistem kekerabatan).
baca juga:wow! ini 9 suku tertua di indonesia, ada yang berusia 1 juta tahun 
adapun beberapa adat lainnya adalah pernikahan, dimana dengan adat menetap nikah patrilokal dan penarikan garis keturunan secara patrilineal.
dimana dalam hal tersebut, sang istri akan tinggal menetap di lingkungan keluarga suami. 
dalam perkawinan ini, pihaklaki-laki membayar uang jujur dan biaya perkawinan di tanggung pihak laki-laki. 
baca juga:mitos keberadaan suku gaib di indonesia, benarkah manusia bisa menikahi orang bunian?
selain itu ada adat semendean dengan adat menetap nikah neolokal (tempat baru yang ditinggali diluar tempat tinggal kerabat suami atau istri). 
dalam sistem adat ini tidak ada uang jujur dan biaya perkawinan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.  
mata pencarian suku pasemah umumnya berkebun dan bertani. 
baca juga:menilik keberadaan suku muyu di papua, mempunyai kekuatan supranatural 
mereka mengenal tiga jenis sawah, yaitu sawah tadah hujan, sawah payau atau rawa-rawa dan sawah irigasi. 
sedangkan berkebun mereka menanam kopi dengan cara membuka lahan di hutan, sistem berkebun ini dilakukan dengan cara sederhana. 
daerah ini juga menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. 
baca juga:penghuni tanah papua dan tradisi uniknya suku dani, suku yang suka berperang
selain itu mereka juga beternak dan menangkap ikan di sungai. 
sebagian masyarakatnya mengenal seni kerajinan tangan yaitu menganyam dari rotan dan bambu. (**)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Minggu 24 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan